Berita

Rini Soemarno/Net

Bisnis

Isu Penjualan Aset, PAN Minta Rini Tak Sembrono

SABTU, 18 NOVEMBER 2017 | 03:37 WIB | LAPORAN:

Anggota Komisi VI DPR Nasril Bahar meminta Menteri BUMN Rini Soemarno tidak asal ucap soal wacana penjualan aset negara. Sebab, wacana tersebut sangat sensitif dan bisa membuat masyarakat marah ke Pemerintah.

"Menteri jangan sembrono dengan menggunakan kata-kata aset negara kita akan dijual. Kata-kata ini sangat sensitif di tengah kondisi masyarakat kita seperti sekarang," kata Nasril saat dikontak Jumat (17/11).

Dalam satu bulan terakhir, memang beredar isu akan adanya penjualan aset negara dari sektor bandara, pelabuhan, dan jalan tol ke pihak asing dan swasta.


Untuk Bandara yang santer terdengar yakni Bandara Soekarno-Hatta, untuk pelabuhan yakni Pelabuhan Tanjungpriok, sementara jalan tol yakni Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).

Politisi PAN ini menduga, yang bakal dilakukan Pemerintah hanya kerja sama pengelolaan, bukan penjualan aset-aset tersebut. Makanya, dia agak geregetan dengan ucapan Rini yang menyebut akan menjual aset-aset tadi.

"Harusnya tidak sembrono dengan mengeluarkan kata-kata dijual," imbuhnya.

Sebelumnya, Rini memang mengucapkan kata akan menjual aset. Salah satunya saat Rini momentum peresmian tol Becakayu di Bekas, 3 November lalu.

Saat itu, Rini meminta Waskita Karya langsung menjual ruas jalan tol itu setelah semua rampung dibangun.

"Kalau sudah selesai ruas mana saja, saya ingin dijual saja. Karena Waskita Karya membutuhkan pendanaan untuk menyelesaikan Tol Trans Jawa," ucapnya, waktu itu.

Nasril mengaku belum mendapat konfirmasi dari Rini mengenai benar tidaknya akan ada penjualan sejumlah aset tadi. Rencananya, dalam rapat kerja yang akan datang, Komisi VI DPR akan menanyakan langsung hal itu kepada Kementerian BUMN, agar tidak menjadi simpang siur dan menimbulkan kegelisahan publik.

Nasril juga meminta Pemerintah memegang teguh mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang serta meminta pendapat DPR, baik itu kerja sama pengelolaan aset maupun penjualan. Pemerintah tidak boleh membuat keputusan sepihak saja.

Andaipun hanya kerja sama, Nasril meminta Pemerintah tetap transparan. Tidak boleh kerja sama itu dilakukan hanya melalui penunjukan.
"Kerja sama melalui penunjukan itu tidak transparan," tandasnya. [nes]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya