Berita

Foto/Net

Properti

Bank Diminta Turunkan Bunga KPR Jadi 6,75%

Biar Ngefek Ke Masyarakat Penghasilan Rendah
RABU, 25 OKTOBER 2017 | 08:21 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Suku bunga kredit pemilikan rumah tidak cukup hanya single digit. Sebab, level bunga yang masih nyaris menyentuh 10 persen tidak akan terasa dampaknya di dompet nasabah, terutama bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

 Seperti diutarakan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, penurunan bunga KPR yang diklaim sudah single digit saat ini oleh perbankan, belum sig­nifikan mencukupi harapan masyarakat. Apalagi kalau penu­runannya baru sebatas sedikit di bawah 10 persen.

"Misalnya BTN yang sudah turunkan bunga di kisaran 9,5 persen, itu kan masih sedikit sekali. Sebaiknya, jika penu­runan bunga KPR ingin lebih terasa di kantong masyarakat, idealnya di kisaran 6,75-8 persen untuk bunga fixed selama lima tahun," tuturnya.

Apalagi kontribusi terbesar pada rumah komersial di kelas menengah, yaitu rumah dengan kisaran harga antara Rp 200-Rp 500 juta. Jika KPR di kelas ini diberikan bunga yang rendah, tentu kelas menengah merupa­kan market menjanjikan.

Menyoal leletnya respons bank terhadap pemangkasan 7 Day Reverse Repo Rate (repo rate) di level 4,25 persen bulan lalu, Ali mendesak perbankan bisa mempercepatnya. Jika biasanya penyesuaian suku bunga baru terjadi paling cepat tiga hingga lima bulan mendatang, Ali me­minta transmisi suku bunga bisa segera terjadi bulan depan.

"Harus segera supaya per­tumbuhan KPR di awal tahun 2018 tetap bagus. Soalnya, menuju pertengahan 2018 su­dah condong ke tahun Pemilu, khawatirnya masyarakat mu­lai menahan lagi (permintaan KPR)," jelasnya kepada Rakyat Merdeka.

Menurut hitung-hitungan Ali, penurunan bunga KPR sekitar 1 persen bisa menumbuhkan permintaan KPR sampai sekitar 4-5 persen. Sedangkan, pertum­buhan permintaan KPR bisa sebanding dengan pertumbuhan penjualan rumah. Sehingga penjualan rumah diharap bisa meningkat dua kali lipat dari posisi saat ini.

Di kesempatan berbeda, Direktur Utama BTN Maryono mengaku, pihaknya sudah me­matok suku bunga KPR di single digit. "KPR counter rate minggu kemarin sebesar 9,5 persen. Pokoknya kami sudah single digit," tutur Maryono.

Ditambahkan Direktur Keuangan dan Treasury BTN Iman Nugroho Soeko, seiring penu­runan bunga deposito, maka ada kemungkinan perseroan akan kembali memangkas suku bunga kredit. "Dalam dua sampai tiga bulan ke depan, ketika biaya dana sudah turun, pada saat itu juga kami akan lebih agresif menurunkan bunga kredit," janji Iman kepada Rakyat Merdeka.

Namun Iman mengaku, pihaknya tetap selektif dalam beberapa sektor dan debitor. Artinya, besaran penurunan suku bunga tidak sama antar sektor. Sementara bagi nasabah lama yang mengambil kredit KPR, Iman mengaku perseroan masih mengenakan suku bunga 14,5 persen.

"Ke depan, diproyeksi seiring tren penurunan bunga, bunga kredit KPR nasabah lama juga akan turun menjadi 13,5 persen," ucapnya.

Sedangkan untuk debitor BUMN, sambung Iman, bunga kreditnya sudah cukup rendah yaitu 8,5 persen. Hal ini karena bank juga melihat profil risiko sebelum menyalurkan kredit.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan, saat ini rata-rata suku bunga kredit konsumer dan korporasi BCA sudah satu digit.

"Kredit korporasi, KPR, KKB, BCA praktis sudah satu digit. Sedang komersial sudah 10,5 persen," kata Jahja.

Corporate Secretary BCA Jan Hendra menjelaskan, pihaknya telah menurunkan bunga KPR komersial di kisaran 7 persen. "Untuk mengakomodir kebutuhan nasabahnya, BCA memberlakukan suku bunga yang kompetitif dalam setiap produk dan layanannya. Saat ini kisarannya sudah rendah di kisaran 7-9 persen," ucap Jan kepada Rakyat Merdeka.

Jan merinci, program Bunga KPR BCA Fix & Cap Tetap Spe­sial Tetap Stabil, yang berlang­sung 1 Agustus-29 Desember 2017, selama tiga tahun bun­ganya di kisaran 7-7,5 persen. Dan 3 tahun berikutnya dikenai bunga 8-8,5 persen.

Sedangkan Direktur Retail Banking PermataBank Bianto Surodjo mengatakan,pihaknya juga akan menurunkan suku bunga kredit KPR, sebagai respons penurunan suku bunga acuan BI.

"Tentu saja secara gradual suku bunga akan kita teruskan untuk turun. Sejak Desember hingga Agustus secara terus menerus kita turunkan. Be­berapa produk KPR itu sudah single digit. Ya macam-macam produk ada 8 persen ada di bawah 8 persen, KPR tertentu," jelasnya. ***

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

CM50, Jaringan Global dan Pemimpin Koperasi

Rabu, 12 Februari 2025 | 04:45

Telkom Salurkan Bantuan Sanitasi Air Bersih ke 232 Lokasi di Indonesia

Rabu, 12 Februari 2025 | 04:15

TNI Kawal Mediasi Konflik Antar Pendukung Paslon di Puncak Jaya

Rabu, 12 Februari 2025 | 03:45

Peran para Bandit Revolusioner

Rabu, 12 Februari 2025 | 03:19

Pengecer Gas Melon Butuh Kelonggaran Buat Naik Kelas

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:59

DPD Apresiasi Kinerja Nusron Selesaikan Kasus Pagar Laut

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:39

Telkom Beri Solusi Kembangkan Bisnis Lewat Produk Berbasis AI

Rabu, 12 Februari 2025 | 02:19

Pengangkatan TNI Aktif sebagai Dirut Bulog Lecehkan Supremasi Sipil

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:59

Indonesia Perlu Pikir Ulang Ikut JETP

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:48

KPK Diminta Periksa Bekas Ketua MA di Kasus Harun Masiku

Rabu, 12 Februari 2025 | 01:35

Selengkapnya