Berita

Net

Nusantara

Kemenristekdikti Temukan Jual Beli Doktor Di UNJ

KAMIS, 21 SEPTEMBER 2017 | 22:26 WIB | LAPORAN:

Tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA) Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi menemukan plagiasi disertasi pada program pasca sarjana di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). 
 
Menurut Ketua Tim EKA Supriadi Rustad, temuan tim yang mengevaluasi kinerja UNJ sulit dibantah. Laporan yang telah disampaikan kepada Menristekdikti M Nasir pada Mei lalu telah mengonfirmasi segenap kecurigaan terkait penyelenggaraan program doktor di UNJ. Dia mengatakan, pemicu kecurigaan adalah ujian promosi doktoral Nur Alam yang merupakan gubernur Sulawesi Tenggara.

"Padahal yang bersangkutan berstatus tersangka KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi," kata Supriadi kepada wartawan di Jakarta (Kamis, 21/9).
 

 
Bermodalkan perintah menteri, Tim EKA mendatangi UNJ untuk mengecek prosedur program doktor. Alhasil, temuan yang didapat yakni terjadi prosedur perkuliahan yang amburadul serta kelonggaran ujian disertasi.
 
"Misalnya untuk perkuliahan, para pejabat dari Sultra yang menjadi mahasiswa doktoral dapat dipadatkan perkuliahannya, serta ada banyak kejanggalan proses perkuliahan. Tidak mungkin seorang mahasiswa dapat dengan mudah menyusun disertasi dalam waktu dua tahun saja, sedangkan untuk kuliah mereka terlalu sibuk," beber Supriadi.
 
Temuan itu pun menyingkap isi disertasi yang dibuat para pejabat Sultra. Sehingga, tim menemukan sedikitnya lima disertasi yang positif plagiat.
 
"Tapi kami menyimpulkan kalau plagiasi itu hanya teruntuk kasus khusus, semisal dalam satu masa akademik hanya satu kasus tapi ini bahkan sampai lima disertasi. Maka kami menilai bukan sekadar kasus plagiat biasa, malah ada dugaan jual beli gelar doktor," ujar Supriadi.
 
Terkait bantahan dari pihak UNJ antara lain menyebut bahwa kasus plagiat tersebut hanya perbedaan tafsir terkait toleransi kesamaan teks, dalam hal ini melalui uji aplikasi Turnitin, Tim EKA siap melakukan adu argumentasi secara terbuka.

"Kami siap dipertemukan secara terbuka dengan pihak kampus atau temuan dari tim independen yang kemudian dibentuk Kemenristekdikti. Karena kami yakin temuan ini sulit dibantah," tegas Supriadi. [wah]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya