Berita

Nasaruddin Umar/Net

Pancasila & Nasionalisme Indonesia (37)

Mendalami Ketuhanan YME: The One In The Many (4)

RABU, 06 SEPTEMBER 2017 | 09:04 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

KALANGAN teosofi seperti Ibnu 'Arabi lebih memper­kaya kita lagi tentang kon­sep Ketuhanan Yang Maha Esa. Sebagai filosof sekali­gus sebagai sufi terkemuka, ia berusaha mengelabo­rasi dua kutub yang berbe­da, yakni konsep para sufi dan mutakallimin, tentang konsep Ketuhanan Yang Maha Esa. Ia mem­perkenalkan konsep dualitas Ilahi (the duality of God). Ibarat selembar kertas yang sebelah sis­inya berisi catatan dan sisi sebelahnya kosong. Sebelah sisi yang kosong itulah disebut dengan rahasia dari segala rahasia (sir al-asrar/secred of the secred) yang oleh kalangan sufi sering diistilahkan dengan Ahadiyah (The One and Only), sedangkan sisi sebelahnya yang berisi tulisan disebut dengan Wahidiyah (The One­ness). Ibarat sebuah mata uang, kedua sisinya berbeda tetapi tetap satu.

Penyatuan antara keduanya justru itulah yang hakekat tauhid. Dengan menyatakan kes­erupaan (tasyabih/similarity) untuk-Nya maka sesungguhnya kita menyatakan keesaan-Nya. Sebaliknya dengan menyatakan perbedaan (tanzih/distinctiveness) maka kita menging­kari keesaan-Nya dan itu musyrik. Kebalikan pendapat mutakallimin, menyerupakan Tuhan dengan makhluknya adalah musyrik.

Yang pasti ialah tidak ada yang mengenal lebih jelas siapa Tuhan selain diri-Nya. Kita mengenal seolah dua pengertian Tuhan, yaitu Tuhan hakiki dan Tuhan dalam konsep manu­sia. Tuhan hakiki kita tidak bisa mendefinisikan­nya. Tuhan yang kita bicarakan sekarang Tuhan dalam konsep manusia. Realitas Tuhan jauh di atas realitas manusia. Zat Yang Maha Mutlak tidak bisa ditampung oleh zat yang relatif. Bu­kan Tuhan kikir tidak mau memperkenalkan di­ri-Nya kepada kita tetapi seperti kata Jalalud­din Rumi: "Apalah arti sebuah cangkir untuk menampung samudra". Memori kita terlalu kecil untuk meng-attach Zat Yang Maha Besar. Kita tidak mungkin mengenal Tuhan dalam diri-Nya sendiri, tetapi hanya sejauh Tuhan mengung­kapkan diri-Nya melalui alam raya, yang dika­taka-Nya sebagai ayat yang harus dibaca bagi mereka yang ingin mengenali diri-Nya.


Isyarat lain seperti dikatakan Rasulullah, "barangsiapa yang mengenali dirinya maka ia akan mengenali Tuhannya" (man 'arafa nafsa­hu paqad 'arafa Rabbahu). Membaca atau me­nyadari diri dengan penuh penghayatan maka kita berpotensi lebih mengenal Diri-nya. Ini se­suai dengan ayat Al-Qur'an: "Kami akan mem­perlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri". (Q.S. Fushshilat/41:53).

Dari berbagai pandangan tentang konsep Ketuhanan yang Maha Esa yang sedemikian kompleks, maka memang tidak selayaknya kita dengan begitu gampang saling menafikan, sal­ing memusyrikkan, atau saling mengkafirkan satu sama lain. Kehadiran agama yang bermacam-macam yang sama-sama menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa boleh jadi sesungguhnya lebih banyak dibedakan oleh persoalan semantic dan hermeneutic. Jika dirunut dan dianalisis secara mendalam maka boleh jadi hubungan antara satu agama dengan agama lain akan semakin dekat dan lebih dekat lagi. Allah Swt pernah mengin­gatkan kita: Ta'alau ila kalimatin sawa' (Mari ber­pegang kepada kalimat yang sama (equitable proposition) (Q.S. Ali 'Imran/3:64). Jika kita se­mua berpegang kepada ayat ini banyak perso­alan bisa diselesaikan dengan mudah di negeri tercinta ini. Ketuhanan Yang Maha Esa di dalam konteks Pancasil bisa menerima semua konsep yang dibicarakan di atas. Mungkin para perumus­nya tidak pernah membayangkan bahwa redaksi yang irumuskannya itu adalah sebuah rumusan yang amat fleksibel dan sangat sesuai dengan kondisi obyektif masyarakat Indonesia yang plu­ral dan heterogen.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya