Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
PARA teolog (mutakallimÂin) mempunyai pandangan yang berbeda tentang keÂmahaesaan Tuhan. KelÂompok ini membayangkan Tuhan sebagai Dia dalam diri-Nya sendiri dan mengÂenyampingkan alam dan seÂgala makhluknya. Zat Tuhan tidak bisa diketahui karena di luar batas cakupan pemahaman kita (beyond our grasp). Hadis yang sering dikutip ialah: Tafakkaru fi khalq Allah, wala tafakkaru fi Dzat Allah (Pikirkanlah makhluk Allah dan jangan memikirkan Zat Allah). Zat Tuhan sama sekaÂli berbeda dengan makhluk-Nya, sebagaimaÂna ditegaskan dalam Al-Qur'an: Laisa kamitsÂlihi syai' (Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya/Q.S. al-Syura/42:11). Kaitannya dengan sifat-sifat Tuhan sebagaimana tercanÂtum dalam al-Asma' al-Husna', yang mempuÂnyai keserupaan dengan sifat-sifat luhur yang dianjurkan untuk ditiru manusia: Takhallaqu bi akhlaq Allah (Berakhlaklah dengan akhlak AlÂlah), bagi mutakallimin, tetap dalam kapasitas Tuhan yang sama sekali berbeda dan tak dapat dibandingkan dengan sifat-sifat makhluk-Nya.
Hubungan antara Tuhan dan makhluk menuÂrut kalangan sufi, lebih ditekankan kepada aspek keserupaan (tasybih), keterbandingan (compaÂrability), dan keesaan mutlak (al-Wahdah/The One). Sedangkan kalangan mutakallimin/teÂolog dan kalangan fuqaha, lebih menekankan aspek perbedaan (tanzih), ketakterbandingan (uncomparability), dan dualitas (The Oneness). Hubungan Khusus antara Tuhan dan manuÂsia bagi kalangan sufi lebih ditekankan aspek kedekatan dan kebersamaan (immanency). Manusia merupakan lokus pengejawentahan (majla) dan lokus penampakan (madhhar) naÂma-nama dan sifat-Nya, yang sengaja diciptaÂkan dari diri-Nya sendiri.
Berbeda dengan pandangan kalangan sufi yang menganggap makhluk Tuhan sebagai jauÂhar atau ‘aradh yang memanifestasikan subÂstansi Tuhan. Dengan demikian, wilayah perÂbatasan antara Khaliq dan makhluk menjadi tidak jelas. Satu sisi tidak bisa dipisahkan karÂena satu substansi yang lainnya manifestasi, tetapi pada sisi lain diakui antara Sang Khaliq tidak identik dengan khaliqnya, meskipun tidak dapat dipisahkan. Karena itu, Ibnu 'Arabi tidak menggunakan istilah al-Khaliq dan al-makhluk tetapi al-Haq dan al-Khalq.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Senin, 08 Desember 2025 | 19:12
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
Senin, 08 Desember 2025 | 12:15
UPDATE
Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09
Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01
Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47
Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26
Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19
Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12
Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24