Berita

Foto/Net

Kesehatan

Anak-anak Indonesia Harus Ikut Imunisasi MR

KAMIS, 24 AGUSTUS 2017 | 11:24 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Kementerian Kesehatan mengimbau kepada masyarakat khususnya yang memiliki anak kecil, agar tidak ragu melaksanakan imunisasi Measles Rubela atau MR. Imunisasi ini demi kesehatan dan perlindungan bagi anak-anak.

"Kita sehatkan dan lindungi anak-anak kita dari berbagai penyakit, termasuk Campak dan Rubella," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Oscar Primadi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (24/8).

Menurut Oscar, sejauh ini tingkat partisipasi masyarakat untuk mensukseskan kampanye imunisasi MR cukup tinggi, sudah lebih dari 60 persen. Artinya, masih on the track.

Intinya, lanjut Oscar, program imunisasi serentak ini, tidak hanya untuk memberikan support kuratif saja, tetapi sekali preventif dan promotof juga harus ditingkatkan.

"Di beberapa negara seperti  Thailand sudah terbukti, bahwa kalau pencegahan ditingkatkan kuratif akan berkurang. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan akan fokus kepada preventif dengan menambah jumlah jenis vaksin," terang dia.

Oscar menolak anggapan banyaknya program imunisasi di Indonesia. Ia mengingatkan, negara tetangga Malaysia imunisasi dasarnya sudah 14 jenis, sementara Indonesia masah enam. Dengan ditambah tiga vaksin baru, Oscar bersyukur berarti program pencegahan penyakit kini semakin baik.

Secara terpisat, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan mengemukakan, semua negara di dunia sampai sekarang  melakukan imunisasi rutin bayi dan anaknya, karena imunisasi terbukti bermanfaat mencegah wabah, sakit berat, cacat dan kematian.

"Manfaat imunisasi tersebut dibuktikan oleh kajian ilmiah berbagai profesi di lembaga resmi nasional dan internasional," ungkap Aman.

Mengenai isu-isu yang menyatakan bahwa vaksin berbahaya yang beredar sejak tahun 2003 bersumber dari berita tahun 1950-1960-an yang dikutip dari beberapa buku dari luar negeri, ia mengatakan, bahwa teknologi vaksin tahun itu sangat berbeda dengan vaksin generasi sekarang.

"Untuk memahami isi dan proses pembuatan vaksin generasi sekarang diperlukan pengetahuan yang mendalam, sehingga tidak semua profesi kesehatan bisa memahaminya," ujar Aman.

Akibat penyebaran isu yang tidak benar tersebut, menurut Aman, banyak anak Indonesia tidak diimunisasi polio, sehingga tahun 2005-2006 terjadi wabah polio di beberapa  provinsi. Akibatnya, 352 anak Indonesia lumpuh, cacat, menjadi beban keluarga seumur hidup.

"Akibat penyebaran isu yang salah maka banyak anak Indonesia tidak diimunisasi DPT sehingga terjadi wabah Difteri di Indonesia thn 2007-2013. Akibatnya, 2.869 anak dirawat di RS, 131 anak meninggal dunia," ungkap Aman.

Terkait imuniasi MR, ia mengingatkan, bahwa di Indonesia dan beberapa negara lain penyakit rubela semakin menjadi masalah. Ia menyebutkan, sejak tahun 2010-2015 di Indonesia berdasarkan pemeriksaan laboratorium terbukti 6.309 anak terserang rubela, 77 persen berumur kurang dari 15 tahun.

Menurut Aman, virus rubela dapat menyerang janin di dalam kandungan ibu, sehingga pada tahun 2015-2016 ada 556 bayi cacat dengan kelainan jantung (79,5 persen), buta karena katarak (67,6 persen), keterbelakangan mental (50 persen), otak tidak berkembang (48,6 persen), tuli (31,3 persen) dan radang otak (9,5 persen).

Berdasarkan kajian oleh berbagai profesi kesehatan bersama Kementerian Kesehatan mengenai: bahaya penyakit, kemungkinan menyebar ke atau dari negara lain, manfaat vaksin, ketersediaan vaksin, anggaran, manurur Aman, maka imunisasi rutin perlu ditambah dengan imunisasi Rubela (R) yang digabung dengan imunisasi campak (measles = M).

Karena itu, mulai Agustus 2017 di Pulau Jawa dilakukan imunisasi MR untuk anak sekolah, pada September 2017 untuk anak mulai usia 9 bulan dan yang belum bersekolah, walaupun mereka sudah pernah imunisasi campak atau namya sekarangnya MR.

"Pada tahun 2018 imunisasi MR akan dilakukan di luar Pulau Jawa, Agustus 2018 di sekolah-sekolah, September 2018 untuk bayi 9 bulan dan anak belum bersekolah. Setelah itu MR akan masuk ke program imunisasi rutin untuk menggantikan imunisasi campak pada umur 9 bulan, 18 bulan dan 6 tahun," terang Aman.

Dia meyakini, imunisasi MR serentak dalam satu periode pada semua anak umur 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun akan menghasilkan kekebalan yang merata dan tinggi sehingga  virus tersebut sulit menyebar, dan bermanfaat menurunkan kejadian wabah, sakit berat, cacat atau kematian karena campak dan rubela.

Terkait soal kehalalan MR, Aman menerangkan, bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 31 Juli 2017 telah mengeluarkan rekomendasi Nomor. U-13/MUI/KF/VII/2017, yang isinya memberikan dukungan pelaksanaan program imunisasi termasuk imunisasi MR.

Aman juga menyebutkan, bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang anggotanya terdiri dari pakar profesi kesehatan dari banyak negara mendukung program imunisasi MR karena penyakit ini selain menjadi masalah Indonesia juga masalah internasional.

Untuk itu, Aman mengakau masyarakat melanjutkan imunisasi rutin ditambah imunisasi MR untuk mencegah wabah, sakit berat, cacat dan kematian bayi dan anak-anak Indonesia.

"Sampai saat ini semua profesi di lembaga penelitian resmi nasional dan internasional menyatakan bahwa imunisasi terbukti aman dan bermanfaat mencegah wabah, sakit berat, cacat dan kematian," pungkas. [rus]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya