Berita

Salamuddin Daeng/Net

Politik

Infrastruktur Akhir Zaman

RABU, 23 AGUSTUS 2017 | 10:37 WIB | OLEH: SALAMUDDIN DAENG

APAKAH kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Ad, (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain. (QS. Al Fajr, 89: 6-8)

Masalah terbesar yang dihadapi umat manusia sekarang ini adalah bukan kelangkaan infrastruktur, namun adanya upaya peningkatan level krisis keuangan dengan menggunakan mega proyek infrastruktur.

Pembangunan infrastruktur dewasa ini semakin marak, tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh penjuru dunia, tidak hanya di negara negara industri maju, namun juga di negara negara berkembang, negara miskin dan negara paling miskin.


Berbagai project infrastruktur seperti pelabuhan, airport, kereta cepat, tol, telekomonikasi, bahkan fasiltas ekspedisi luar angkasa. McKinsey dalam studi di bulan Juni 2016 diperkirakan sekitar 3,3 trilliun dolar AS atau sekitar Rp 44.550 triliun yang diperlukan dalam investasi infrastruktur hingga 2030 untuk mendorong pertumbuhan.

Anehnya pembangunan infrastruktur ini terjadi di tengah krisis ekonomi global, penduduk miskin di dunia bertambah semakin pesat, pengangguran semakin luas, daya beli sebagian besar penduduk dunia merosot, negara
negara menghadapi masalah utang yang sangat besar. Demikian juga dengan perusahaan perusahaan mengahadapi utang yang sangat besar.

Utang global yang terbentuk sampai dengan saat ini mencapai 130 triliun dolar, atau mencapai rata rata 220 % dari Gross Domestic Produk (GDP) yang saat ini hanya sebesar 60 triliun dolar AS.

Namun pembangunan infrastruktur terus di dorong, pembangunan properti semakin merajalela, sumber dananya dari mana ? dari utang yang sangat besar. Pembangunan infrastruktur dijadikan sebagai landasan menciptakan pasar utang, menciptakan ruang bagi pasar investasi,
menciptakan pasar bagi barang dan jasa jasa.

Pembangunan megaproyek Infrastuktur, properti dibaratkan membangun mall mewah di tengah pemukiman kaum miskin. Pembangunan ini sama sekali tidak mengharapkan orang miskin akan membelanjakan uangnya untuk membeli tas tas bernilai ratusan juta sepertui Gadino Bag, Louis Vuitton, sepatu sepatu berharga miliaran rupiah seperti Air Jordan
Silver Shoes, Testoni Dress Shoes, dan benda benda mahal lainnya.

Pembangunan infrastruktur hanya membangun bangunan untuk permainan pasar keuangan yang saat ini telah bernilai 600 triliun dolar AS atau enam kali lebih besar dari PDB Global. Infrasrtuktur untuk bermain main di pasar keuangan.[***]

Penulis adalah Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI)

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya