Berita

Nasaruddin Umar/Net

Lorong Sunyi Menuju Tuhan (57)

Spiritual Contemplations: Antara Habil dan Qabil

SENIN, 10 JULI 2017 | 10:12 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

KEKECEWAAN selalu me­lekat pada diri setiap orang. Nabi Adam dan Hawa per­tama kali kecewa ketika ked­uanya melakukan pelangga­ran di surga, mendekati dan memakan buah khuldi yang terlarang olehnya, yang men­gakibatkan keduanya jatuh dari syurga kenikmatan ke bumi penderitaan. Kekecewaan berikutnya terjadi dalam melahirkan anak-anaknya tidak semuanya mengikuti hukum dan ketentuan Tuhan. Meskipun lahir dari benih yang sama dan keluar dari rahim yang sama tetapi tidak jaminan menempuh pi­lihan hidup yang sama. Pasangan Adam-Hawa pertama kali dikaruniai sepasang anak yaitu Habil dan kembar perempuannya, lalu disusul dengan sepasang anak kembar berikutnya, yaitu Qabil dan kembar perempuannya. Menurut ketentuan, Habil mestinya dijodohkan dengan kembaran Qabil dan Qabil dijodohkan dengan kembaran Habil. Namun Qabil menolak ketentuan itu karena pasangan Habil tidak secantik gadis kembaran­nya. Kecemburuan, kebencian, dan dendam mulai merasuk di dalam diri Qabil. Sebaliknya budi baik dan kearifan mulai tertanam di dalam diri Habil.

Kakak beradik ini juga memilih profesi berbeda. Habil memilih bercocok tanam dan Qabil memilih beternak binatang. Ketika keduanya diminta men­geluarkan zakat dan infaknya, Habil mempersem­bahkan hasil tanaman yang berkualitas tinggi, sedangkan Qabil mempersembahkan binatang yang kurus dan kecil. Akhirnya Tuhan menerima persembahan Habil dan menolak persembahan Qabil. Tentu saja orang tuanya, Adam dan Hawa, lebih respek kepada prilaku Habil ketimbang Qabil yang selalu menampilkan perbuatan tidak terpuji. Akumulasi kebencian dan kecemburuan berkecamuk di hati Qabil lalu muncul niat buruk untuk membunuh kakaknya, Habil. Al-hasil, Qabil mengambil batu besar lalu dipukulkan ke kepala Habil dan Habil jatuh tersungkur dan menghem­buskan nafas terakhirnya. Inilah pembunuhan pertama dalam sejarah kemanusiaan. Setelah terbunuh, Qabil kebingungan bagaimana langkah selanjutnya, lalu ia terinspirasi oleh burung gagak yang menguburkan anaknya yang sudah mati.

Kisah Habil dan Qabil sesungguhnya sim­bolisasi dari drama kehidupan anak manusia. Dalam episode sejarah kemanusiaan selalu ter­jadi pergelutan antara figur Habil dan figur Qabil. Habil simbol manusia agung yang mempunyai sifat-sifat ideal, taat hukum, mengendalikan nafsu, menyembah Tuhan dengan baik, dan memelihara sopan santun. Sedangkan Qabil simbol manusia jahat yang mempunyai sifat-sifat buruk, egois, curang, dikuasai hawa nafsu, jauh dengan Tuhan, dan merelakan orang lain binasa demi kepentin­gan pribadinya. Drama kehidupan Habil dan Qabil akan selalu berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Bahkan drama kehidupan itu semakin gampang ditemukan di mana-mana; memasuki seluruh profesi dan lapangan kehidupan umat manusia. Di kantor dan tempat kita berusaha, di pasar, di persawahan, di perkebunan, di laut dan di darat, di dalam rumah tangga, dan tidak terkecuali di dalam rumah-rumah ibadah.


Leluhur figur manusia ideal ialah Habil dan nenek moyang figur manusia jahat ialah Qabil. Setiap anak cucu Adam diberi pilihan (ikhtiyar), untuk mengikuti kedua figur kontradiktif terse­but. Jika seseorang mengikuti figur Habil maka orang itu akan menempuh jalan hidup yang be­nar, mengikuti ketentuan hukum Tuhan, mampu mengendalikan nafsu syahwat, termasuk syahwat politiknya, rela berkorban dan memberikan yang terbaik untuk orang lain dengan penuh ketulusan, bahkan rela berkorban dan menanggung se­gala risiko dengan pilihan hidup yang diambilnya. Sebaliknya jika seseorang mengikuti figur Habil maka orang itu akan menempuh jalan hidup yang sesat, melanggar berbagai ketentuan hukum Tuhan, dikendalikan oleh nafsu syahwatnya, dan rela membangun istana di atas puing kehancuran saudaranya sendiri.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya