Sampai sekarang, urbanisasi banyak ditanggapi dengan nada negatif oleh kalangan umum maupun pakar sekalipun. Terutama, menjelang berakhirnya masa mudik dan arus balik libur Lebaran.
Padahal, urbanisasi tak selamanya mendatangkan dampak negatif pada kota-kota besar.
"Perpindahan penduduk dari desa ke kota tak selamanya berdampak negatif,†tegas Peneliti Cultural Studies dari Merapi Cultural Institute (MCI), Gendhotwukir, dalam keterangan persnya (Sabtu, 1/7).
Ia menjelaskan, urbanisasi adalah dinamika perkotaan. Sebagai sebuah dinamika, tentu saja ada kompetisi. Di satu sisi kompetisi melahirkan kemajuan, tetapi di sisi lain juga melahirkan keterpinggiran bagi yang kalah dalam kompetisi.
"Banyak dari kita, termasuk pakar sosial, pakar perkotaan hingga pejabat pemerintah itu gampang membuka mata dan berargumentasi hingga terkesan menjadi latah untuk melihat mereka yang datang ke kota lalu kalah dalam kompetisi tersebut, dibandingkan melihat persentase mereka yang bisa berkompetisi," jelasnya.
Gendhot sepakat urbanisasi itu perlu dikaji secara komprehensif alias tidak selalu dari kacamata masalah. Ia lantas mencontohkan dua dampak positif bagi kota akibat urbanisasi. Pertama, kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas terpenuhi. Kedua, peningkatan dinamika ekonomi.
Banyak pakar, imbuhnya, terlalu gampang mengabaikan dampak positif dan latah menyebut pengangguran, pemukiman kumuh hingga kerawanan sosial dan kriminalitas. Dia sesali banyak dari pakar dan pejabat pemerintah yang menderita "fobia urbanisasi".
"Motif urbanisasi tentu saja masih mayoritas faktor ekonomi dan anggapan bahwa kota akan menyediakan pilihan lapangan pekerjaan. Kalaupun tidak mendapatkan pekerjaan seperti yang diharapkan, banyak yang lantas berprinsip orang tidak akan mati kelaparan di kota kalau mau melakukan pekerjaan apa saja," imbuh peneliti asal Magelang ini.
Sampai kapanpun urbanisasi tidak akan pernah mati. Hal sama terjadi di kota-kota besar seperti New York, Berlin, London, Beijing, Paris, Roma, New Delhi dan banyak kota lagi.
Dia mengatakan, solusi urbanisasi yang tak terkendali adalah pembangunan yang tidak hanya terpusat di kota-kota besar yang telah ada. Pemerintah ditantang untuk membangun dan menciptakan kota-kota baru.
"Urbanisasi itu bukan masalah, tetapi tantangan baru untuk pemerataan pembangunan dan penciptaan kota-kota baru atau bahkan pemindahan ibukota negara yang baru," pungkasnya.
[ald]