Berita

Nasaruddin Umar/Net

Lorong Sunyi Menuju Tuhan (38)

Spiritual Contemplations: Kekuatan Tawashshul

KAMIS, 15 JUNI 2017 | 10:18 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

TAWASHSHUL ialah meng­gunakan perantaraan di da­lam menyampaikan maksud kepada Allah Swt. Tidak se­mua orang memiliki keper­cayaan diri yang sama di da­lam menjalani masalah yang dihadapi. Bagi orang yang tegar dan percaya diri mam­pu menjalankan sendiri usah­anya mendekati Tuhan untuk memohon pertolon­gan menyelesaikan urusannya. Akan tetapi ada orang yang tidak percaya diri mampu menyele­saikan persoalannya sendiri akhirnya memohon kepada seseorang yang dipandang bisa mem­bantu dirinya menyelesaikan persoalannya.

Di antara orang yang tidak memiliki kepercayaan diri langsung mengadukan masalahnya kepada Al­lah Swt, adalah seorang Arab pegunungan yang baru saja melakukan dosa besar. Ia berjalan kaki selama tiga hari di panas terik matahari untuk me­nemui Rasulullah. Ia meninggalkan kampungnya hari Senin dan tiba di rumah dan sekaligus masjid Nabi Rasulullah hari Rabu. Ia bermaksud menjump­ai Rasulullah sebagai perantara (washilah) agar Al­lah Swt mau mengampuni dosanya, sebagaimana telah disebutkan di dalam Al-Qur'an: "Dan sungguh sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya sendiri datang kepadamu (Muhammad), lali memohonkan ampun untuk mereka, niscaya mereka mendapa­ti Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang" (Q.S. al-Nisa’/4:64).

Ia meninggalkan kampungnya hari Senin dan tiba di rumah dan sekaligus masjid Nabi pada hari Se­lasa. Alangkah kagetnya pemuda ini menyaksikan banyak sekali orang di masjid. Ia bertanya kepada seseorang, ada apa gerangan yang terjadi di sini. Sahabat balik bertanya, apakah anda tidak tahu bahwa Rasulullah telah wafat hari Senin dan baru saja dimakamkan hari Rabu ini. Langsung orang pegunungan itu menangis histeris dan menjadi per­hatian para sahabat. Salah seorang sahabat me­negurnya, ya fulan, tidakkah pernah engkau mend­engar sesungguhnya ratapan akan mengganggu si mayit. Dijawab aku tahu, masalahnya aku memiliki dosa besar untuk saya mintakan bantuan melalui Nabi (tawashshul) tetapi Nabi sudah wafat. Akh­irnya terus saja pemuda ini menangis.


Menjelang subuh, salahseorang penjaga makam Nabi didatangi Nabi dan berpesan: "Su­ruh si pemuda itu berhenti menangis karena Allah sudah memaafkan seluruh dosanya". Begitu dis­ampaikan, pemuda itu langsung berhenti menan­gis karena ia pernah mendengar hadis: "Barang­siapa yang melihatku dalam mimpi maka akulah sesungguhnya yang dilihat, karena satu-satunya wajah yang tidak bisa dipalsukan Iblis ialah wa­jahku". Ini artinya bertawasul melalui Nabi, sung­guhpun telah wafat, masih memberi efek kepada orang hidup. Bagaimana dengan ulama sebagai waratsatul anbiya'?

Pelajaran berharga yang dapat diambil dari ri­wayat di atas ialah hubungan orang hidup dan orang mati tetap aktif. Kematian bukan pengha­lang untuk menjalin komunikasi, walaupun tentu­nya komunikasi verbal. Pengaruh dan efek per­buatan orang hidup terhadap roh orang yang sudah mati lebih banyak lagi dalilnya, baik dari ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadis. Nabi pernah berhenti di sebuah pemakaman lantaran mend­engarkan jeritan di bawah maqam tersebut. Abu Bakar yang menyertainya bertanya kenapa kita berhenti di maqam ini ya Rasulallah? Dijawab, orang ini menjerit kesakitan lantaran ketika ia masih hidup, kalau ia buang air ia tidak member­sihkan diri dengan baik. Rasulullah mengambil setangkai pohon ditancapkan di atas maqam itu dan mengatakan: Sepanjang tangkai pohon ini masih segar maka sepanjang itu akan diringank­an siksaan orang yang ada di bawah maqam ini.

Riwayat di atas menceritakan seolah-olah bu­kan hanya orang hidup yang bisa memberikan pengaruh terhadap orang mati tetapi orang yang sudah mati pun bisa memberikan efek terhadap orang hidup. Si pemuda pedalaman itu berhen­ti menangis dan sepertinya plong dengan men­dengarkan penjelasan sahabat penjaga maqam Nabi. Benar atau salah cerita sahabat itu, pen­jelasannya sudah menghentikan tangisan kes­edihan orang Arab pegunungan itu. Jadi berta­washul punya jejak di dalam sunnah Rasul.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya