Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
MENSYUKURI nikmat dan karunia Tuhan biasa. Yang luar biasa ialah mensyukuri musibah. Mensyukuri nikmat dan karunia Allah Swt biasa disebut syukur. Sedangkan mensyukuri apapun yang daÂtang dari Allah Swt, termasuk musibah, penderitaan, keceÂwa, atau penyakit. Bersykur terhadap berbagai nikmat Tuhan (syukur) adalah sesuatu yang biasa. Akan tetapi mensyukuri penÂderitaan, musibah, dan kekecewaan (syakur) itu luar biasa. Syukur banyak dilakukan orang tetapi syakur amat langka dilakukan orang, sebagaimaÂna dikatakan dalam ayat: Wa qalil min 'ibadiy al-syakur (Hanya sedikit sekali di antara hambaku yang mampu mencapai tingkat syakur).
Bersyukur dalam arti syukr banyak difahami seÂcara keliru. Banyak orang yang menyangka berÂsyukur ialah mengucapkan tahmid (al-hamdulillah) tetapi sesungguhnya itu bukan syukur melainkan hanya tahmid, memuji-muji Tuhan. Bersyukur ialah memberikan sebagian nikmat Tuhan kepada hamÂba-Nya yang membutuhkannya. Misalnya gaji kita dinaikkan atau kita memperoleh keuntungan usaÂha dagang, maka cara mensyukurinya kita harus mengeluarkan zakat, infaq, dan shadaqah kepada orang-orang yang layak menerimanya, atau sebaÂgaimana ditunjuk oleh Syara'.
Bersyukur dalam arti syakur berarti bersabar menerima cobaan Tuhan dan tidak pernah salah paham terhadap Tuhan. Misalnya seseorang diuji dengan penyakit kronis, seperti diabet atau gaÂgal ginjal yang mengharuskan cuci darah berkali-kali seminggu, tidak perlu mengutuk diri sendiri atau menyalahkan orang lain, bahkan menyalahÂkan Tuhan, melainkan harus sabar sambil menÂjalani pengobatan secara intensif. Tidak boleh pasrah sebelum berusaha secara maksimum sebatas kemampuan kita. Kalau sudah dilakuÂkan berbagai upaya, namun penyakit itu masih mendera kita maka bersahabatlah dengan peÂnyakit itu. Bersahabat dengan penyakit menurut para ahli anastesia (ahli rasa nyeri) dapat menuÂrunkan rasa sakit itu sendiri. Yakinkan pada dirinÂya bahwa penyakit ini pasti bentuk lain dari rasa cinta Tuhan terhadap diri kita. Nabi pernah berÂsabda: Tidak ditimpa sebuah penyakit, penderiÂtaan, kekecewaan, sampai kepada duri menusuk kaki, melainkan itu semua sebagai pencuci dosa masa lampau". "Tanda-tanda jika Tuhan mencinÂtai hamba-Nya ia menurunkan siksaan lebih awal di dunia supaya di akhirat nanti lunas, tidak lagi disiksa atau mengurangi siksaan kerasnya di nerÂaka". "Sehari dilanda penyakit demam akan dihaÂpuskan dosanya selama setahun".
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
UPDATE
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33