Berita

Politik

Mengenang Mendiang Taufiq Kiemas, Jembatan Kebangsaan

SELASA, 13 JUNI 2017 | 09:20 WIB | LAPORAN:

Kepergian mendiang Taufiq Kiemas empat tahun lalu benar-benar semakin terasa. Pertama, terkait dengan warisan yang  ditinggalkannya tentang sosialisasi empat pilar, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI yang kian meluas dan dirasakan relevansinya.

Kedua,  bagaimana Taufiq yang berasal dari keluarga Masyumi itu, menjadi tokoh paling berpengaruh di kalangan nasionalis, terutama menyelesaikan setiap ketegangan-ketegangan yang terjadi diantara anak bangsa.

"Pak Taufiq itu menjaga Pancasila sebagai pondasi kokoh dan mendekati  siapa saja yang belum tentu searah dengan kondisi pemerintah," kata Anggota Wantimpres Sidarta Danusbroto dalam acara mengenang Taufiq Kiemas tadi malam (12/6).


Acara yang dihadiri ratusan orang itu mempertemukan tokoh dari berbagai aliran. Diawali dengan berbuka puasa bersama, hadir diantaranya, Menko PMK Puan Maharani,  Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, bekas Wakil Ketua MPR Achmad Farhan, tokoh pers Panda Nababan, M Yamin, peneliti Muhammad Qodari, Staf kantor Sekertariat Presiden Eko Sulistyo,  politisi Andreas Parera dan Budiman Sujatmiko, Masinton Pasaribu, aktivis Malari Hariman Siregar dan Beathor Suryadi, seniman Tubagus Dedi Gumelar atau Miing sampai Suryo Sulistyo dari Forum Silahturahmi Anak Bangsa.

Menurut Sidarta, Taufiq Kiemas lah yang mengusung sosilisasi empat pilar kebangsaan yang  semakin relevan dengan kondisi bangsa. "Beliau itu mempertemukan orang dari berbagai latarbelakang pemikiran dan ideologis, siapa
saja, tujuannya untuk Indonesia," kenangnya.

Hal itu, dibenarkan peneliti Muhammad Qodari yang mengaku kesulitan mengumpulkan para tokoh ketika Taufiq Kiemas tak ada lagi. Dulu, mereka yang berasal dari daerah Sumatera bagian Selatan, misalnya, ketika dibilang Pak Taufiq  berkumpul,  tidak sulit mengumpulkan ribuan tokoh asal Sumatera bagian Selatan.

"Tapi alhamdulliah, sekarang pun masih tetap bisa dengan warisan Pak Taufiq melalui sosialisasi empat pilar MPR," imbuhnya.

Sementara itu, mantan Wakil Ketua MPR Achmad Farhan mengungkapkan, Taufiq Kiemas merupakan figur yang bisa dengan rileks mendekati berbagai tokoh yang bersebrangan. Dia juga mengungkapkan, ketika dimintai mempertemukan Taufiq dengan Abubakar Baasyir.

"Memang ada beberapa prinsip tidak bisa dipertemukan, tapi Pak Taufiq itu menjaga koridor ke Indonesiaan,” imbuhnya.

Dia juga mengungkapkan kenangan ditugaskan mempertemukan para tokoh GAM dengan Taufiq Kiemas di MPR yang berlangsung dengan cair agar tidak ada satu kerikil pun yang menghambat NKRI. "Pak Taufiq bukan hanya pandai mencari teman, tapi juga merawat pertemanan," terangnya.

Sobat Taufiq Kiemas, Panda Nababan pun bertutur yang sama. Menurut Panda yang mengaku mengenal Taufiq ketika dalam tahanan militer tahun 1967, Taufiq itu terbuka terhadap setiap persoalan. Bahkan, kepada mereka yang dinilai bersebrangan, dia memerintahkan  bisa membantunya.

Hariman Siregar mengungkapkan, sebagai sesama aktivis yang pernah bersebrangan dan melawan rejim Orba yang otoriter tercipta suatu solidaritas. "Kadang kita bergandengan tangan, tapi kadang bersebrangan, tapi solidaritas tetap," paparnya.

Sementara itu, Suryo Sulistyo mewakili Forum Silahturahmi Anak Bangsa mengungkapkan, sejak tahun 2003-2010, forum yang beranggotakan anak-anak para orang tua yang bersebrangan itu, seperti berjalan sendiri. Namun, tidak ada pihak pemerintah yang mendekati.

"Mungkin juga lantaran takut, karena selain ada anak pahlawan nasional Achmad Yani, disitu pun ada anak DN Aidit dan SM Kartosuwiryo. Tapi kemudian, Pak Taufiq mendekati dan selenggarkan pertemuan formal di MPR untuk menjembatani. Prinsipnya, kami tak mau mewarisi konflik orang tua kami," pungkasnya. [zul]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya