Berita

Istiqamah Wiridan Di Bulan Ramadhan

RABU, 07 JUNI 2017 | 14:58 WIB | OLEH: MUHAMMAD SULTON FATONI

SUDAH menjadi kebiasaan sejak kecil, setiap habis salat lima waktu, Kiai Daman melakukan wiridan. Sore itu Kiai Daman salat Ashar bermakmum kepada santrinya. Ia tidak beranjak dari sajadahnya, tetap terpekur dalam ke-khusyu’-an wiridan.

Sedangkan para santri yang ada di sekitarnya, satu persatu meninggalkan musholla, kembali melakukan aktivitas pesantren.
 

Kiai Daman masih bertahan dalam kesendirian di pojok depan sebelah kanan musholla. Tak jauh dari Kiai Daman, tiga shaff di belakangnya, terdapat seorang santri yang terlihat penasaran perihal perilaku Kiai Daman yang memang hampir tiap hari. Dari mulut Kiai Daman, sayup-sayup santri itu mendengar suara yang ia sudah akrab. "Ya, itu suara la ilaha illallah," gumam sang santri memastikan.
 
Sudah dua puluh menit Kiai Daman berada di dalam musholla. Wajahnya kadang-kadang  menengadah ke atas, memandang langit-langit musholla yang sudah berumur, lalu cepat-cepat ia tundukkan lagi dalam-dalam. Di sela-sela nafasnya yang teratur dengan bacaan la ilaha illallah, Kiai Daman menyelainya dengan tarikan nafas yang dalam dan panjang. Begitu seterusnya...seterusnya...
 
"Toloong...tolooong...Kiai pingsan." Tiba-tiba  terdengar teriakan yang menyeruak di tengah-tengah hiruk-pikuk santri yang beraktivitas. Teriakan minta tolong itu datangnya dari santri yang dari tadi berada di belakang Kiai Daman. Serentak  para santri semburat menuju musholla sumber suara tadi. Beberapa santri yang dengan cepat mencapai musalla menyaksikan Kiai Daman tergeletak, menelentang. Posisi duduknya telah berubah.

"Kenapa, Kiai ?" Tanya seorang santri yang pertama kali datang.
"Apa yang terjadi?" Tanya santri di sebelahnya. Pertanyaan silih berganti, bersahut-sahutan dan tidak ada satupun santri yang mampu memberikan jawaban.
 
"Kita bawa ke Puskesmas." Tiba-tiba ada usulan yang tidak jelas arah datangnya suara. Tanpa menunggu lama lagi, Kiai Daman pun di bopong ke luar musholla menuju Puskesmas yang jaraknya sekitar tiga ratus meter dari pesantren. Saat Kiai Daman di bopong dalam keadaan pingsan, ada keanehan pada dirinya, dari mulut Kiai Daman masih terdengar dengan jelas ucapan la ilaha illallah.
 
Sudah memasuki hari ketiga Kiai Daman sakit dirawat di Puskesmas. Ngaji Pasanan terpaksa diliburkan sampai menunggu Kiai Daman siuman. Mengherankan, selama tiga hari Kiai Daman pingsan, tak henti-hentinya mulutnya mengucapkan kalimat la ilaha illallah. Sebuah pemandangan baru bagi santri-santri Kiai Daman yang menungguinya selama pingsan. Di antara santri ada yang bulu kuduknya berdiri menyaksikan Kiai Daman pingsan sambil tetap berzikir, la ilaha illallah.
 
Memasuki hari keempat selepas sahur, Kiai Daman siuman. Para santri gembira. Apalagi Kiai Daman muncul saat salat Shubuh dan dilanjutkan dengan Ngaji Pasanan.

“Pernahkah kalian merasakan manfaat sebuah kontinuitas?” Tanya Kiai Daman disela-sela pengajian.
“Mohon diterangkan, Kiai.” Kata santri paling depan.
“Apanya yang diterangkan?” Kiai Daman balik bertanya
“ Manfaat sebuah kontinuitas, Kiai.”
“Manfaat itu tidak bisa diterangkan, tapi dirasakan.” Jelas Kiai Daman. “Pernahkan kalian rindu akan bacaan-bacaan mulia  di sisi Allah?” Kiai Daman melanjutkan pertanyaannya.
“Tidak pernah, Kiai” Jawab para santri.
“Kalau kalian tidak pernah dan ingin sekali merasakannya, maka bacalah kalimat-kalimat ilahiyat secara rutin, setiap hari, dengan durasi waktu yang sama dan resapi maknanya. Lakukan itu selepas salat lima waktu.” Terang Kiai Daman mengakhiri pengajian pagi.

Para santri pun membubarkan diri.
 
“Mungkinkah peristiwa pingsannya Kiai beberapa hari yang lalu itu berkaitan dengan sebuah kontinuitas yang beliau jelaskan itu?” Bisik Tarjo kepada teman di  sebelahnya. Selamat Berpuasa.

Penulis adalah Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)


Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Menteri PANRB Jangan Jadi Firaun Baru

Selasa, 11 Maret 2025 | 07:13

Kemenkeu Belum Rilis APBN 2025, Rocky Gerung: Ada Data yang Disembunyikan?

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:45

Kejar Sampai Banyumas, Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:31

Gubernur Jateng Optimistis Capai Target Pangan 11 Juta Ton

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:16

Terlena Naturalisasi dan Tendangan Erick

Selasa, 11 Maret 2025 | 06:01

Dijemput Paksa, Pengusaha Haji Alim Dijebloskan Kejari Muba ke Rutan Palembang

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:58

Impor Gula Vs Penghuni Usus

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:56

Kekayaan Menteri PU Dody Hanggodo di LHKPN, Sering Pakai Ikat Pinggang Hermes

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:51

LPH Quality Syariah Dukung BPJPH Jadikan Indonesia Pusat Halal Dunia

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:42

Buntut Penundaan Pelantikan, Ratusan CPPPK Banjarnegara Ancam Geruduk Jakarta

Selasa, 11 Maret 2025 | 05:18

Selengkapnya