Berita

Nasaruddin Umar/Net

Lorong Sunyi Menuju Tuhan (30)

Spiritual Contemplations: Mari Beri'tikaf!

RABU, 07 JUNI 2017 | 10:23 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

I'TIKAF itu memiliki kekua­tan dahsyat. Tidak bisa dic­eritakan dan hanya bisa dira­sakan. I’tikaf ialah berdiam diri di masjid untuk melaku­kan ibadah dan taqarrub ke­pada Allah Swt. I’tikaf pent­ing untuk mengimbangi daya tarik dunia yang sede­mikian merasuk ke dalam jiwa dan pikiran kita selama ini. Datanglah ke rumah Tuhan menyerahkan diri sepenuhnya. Pasrahkanlah dirinya apapun adanya terhadap Tuhan. Terserah Dia. Jika Ia akan memaafkan kita maka memang Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Akan tetapi jika Dia akan me­nyiksa kita, itu hak-Nya dan memang mungkin pantas kita menerima kenyataan itu, mengingat banyaknya perbuatan kita yang melampau ba­tas dan tidak senono yang kita lakukan.

Ketentuan dalam i'tikaf tidak dibenarkan melakukan berbagai perbuatan duniawi seperti berhubungan suami-istri, keluar masuk masjid tanpa keperluan, dan dianjurkan menutup au­rat serta memperbanyak amalan ibadah seperti dzikir, wirid, tafakkur, tadzakkur, di samping sha­lat dan membaca ayat suci Al-Qur’an. Rangka­ian i’tikaf harus diawali dengan niat. I’tikaf bisa beberapa hari, khususnya pada 10 hari tera­khir ('asyr awakhir) bulan Ramadlan. dan bisa juga beberapa saat. Inti i’tikaf sesungguhnya ialah ibadah rohani, yaitu dengan melakukan muhasabah atau mujahadah. Sebagian ulama berpendapat kalau saja orang bisa melakukan muhasabah dengan dengan baik maka sesung­guhnya lebih baik baginya dari pada shalat su­nat. Muhasabah bisa diisi dengan dzikir, wirid, tafakkur dan tadzakkur atau amaliah lainnya.

Sesungguhnya zikir dan wirid sama, hanya bedanya dzikir menyebut dan mengingat na­ma-nama Allah secara umum tanpa ketentuan; sedangkan wirid ialah dzikir yang sudah diatur jumlah dan ketentuannya secara rutin. Tafakkur sudah tidak ada lagi bacaan dan hitungan. Yang ada ialah mengingat dan merenung masa lam­pau kita yang kelam lalu memohonkan ampun kepada Allah Swt. Sedangkan tadzakkur, sudah tidak ada lagi ingatan yang aktif. Yang ada han­yalah ketenangan, kebisuan, dan kepasrahan. Tadzakkur ketika orang sedang berada pada puncak kekhusyukan, sehingga ia seolah-olah tidak menyadari diri kalau ia sesungguhnya be­rada pada tingkat kesadaran paling tinggi, ting­katan kesadaran para auliya' dan para Nabi.


I’tikaf sesungguhnya ialah bagaimana menca­pai dan mempertahankan kondisi kebahagiaan batin tenang, memperkuat optimisme dan se­mangat juang (al-raja' wa al-mujahadah) di da­lam diri. Seseorang perlu sesekali mengecoh kehidupan dunianya dengan melakukan halwat atau takhannus seperti yang pernah dilakukan Nabi di Goa Hira, ketika ia sedang hidup berke­cukupan di samping istrinya Khadijah yang kaya dan bangsawan. Untuk kehidupan kita sekarang ini, mungkin tidak perlu mencari goa yang terpencil atau jauh-jauh meninggalkan ke­diaman dan keluarga. Yang paling penting ada suasana 'uzlah (pemisahan diri) sementara dari hiruk pikuknya pikiran ke sebuah tempat yang sejuk dan nyaman.

Ketika kita beri'tikaf dalam masjid kita berni­at untuk beri'tikaf karena Allah. Di sanalah kita mengecoh pikiran dan tradisi keseharian kita dengan membaca Al-Qur'an lebih banyak, sha­lat, tafakkur dan berzikir. Niatkan bahwa masjid ini adalah goa Hira atau goa Kahfi, yang per­nah mengorbitkan kekasih-kekasih Tuhan, Nabi Muhammad dan Ashhabul Kahfi, melejit ke atas dan mendapatkan pencerahan. Kualitas i’tikaf dapat diukur seberapa tenang dan pas­rah pikiran dan hati di dalam menjalankannya. Terkadang tidak terasa kita berada pada ujung malam tanpa sedikitpun merasakan rasa ngan­tuk dan kelelahan. I'tikaf dirasakan sebagai sesuatu yang sangat menyenangkan dan sa­masekali tidak dirasakan sebagai beban. Mari menikmati í'tikaf mumpung masih diberi kesem­patan oleh Allah Swt! 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya