Berita

Nasaruddin Umar/Net

Lorong Sunyi Menuju Tuhan (28)

Spiritual Contemplations: Menjadi Manusia Reaktif!

SENIN, 05 JUNI 2017 | 11:22 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

ORANG paling banyak menye­sal ialah orang yang membi­arkan dirinya hidup dengan karakter reaktif. Kalangan ahli manajmen mengiden­tifikasi watak dan karakter reaktif antara lain perilaku ditentukan lebih besar oleh faktor luar/ekternal, seolah-olah tidak mampu memiliki dirinya sendiri. Ia banyak ditentukan atau pasrah kepada kondisi dan menganggapnya sebagai nasib terhadap apa pun yang menimpa dirinya. Ia lebih mengacu kepada perasaannya sendiri, terbatas mengambil inisiatif, sepertinya tidak punya gagasan dan ide. Tanggung jawab lebih besar ia serahkan kepada orang lain, karena selalu tidak siap menanggung akibat dan risiko. Ia lebih sering menyalahkan keadaan, kondisi, lingkungan, dan orang lain, lalu seolah melepas dari segala risiko. Ia sangat dipengaruhi oleh atmosfir lingkungan fisik dan fisik di sekitarnya.

Orang yang bertipe reaktif juga selalu menunggu segalanya terjadi kepada mereka. Ia tidak terbiasa mengambil inisiatif atau berpikir lain dari skema kehidupan yang sudah dipermanenkan di dalam dirinya. Akibatnya, hampir tidak terjadi perubahan berarti di dalam hidupnya dalam arti positif. Ia berubah jika memang secara alamiah betul-betul perlu dan mendesak. Ia mudah takluk kalau dapat tekanan dari orang lain. Ia seperti tidak punya daya saing dan daya juang untuk sesuatu yang lebih tinggi. Ia kalah duluan sebelum bertanding. Dalam pergaulan sehari-hari ia selalu diwarnai dengan perasaan depresi dan rendah diri.

Di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan ia lebih banyak digerakkan oleh mood (kondisi perasaan), sehingga terkadang ia bersemangat tetapi tiba-tiba langsung down. Ia senang sekali dipuji. Seolah-olah hidup tanpa pujian tidak ada arti hidup baginya. Ia baik kalau diperlakukan baik dan buruk kalau diperlakukan buruk. Sama sekali tidak memiliki jiwa besar dada lapang untuk men­erima kenyataan pahit. Watak dan sikapnya lebih sering kelihatan defensif, selalu mempertahankan dan membela diri, sungguhpun nyata-nyata ia bersalah. Ia seolah-olah tidak pernah bersalah dan sulit mengakui kelebihan orang lain. Ia seperti sakit melihat orang lain sukses dan bersemangat melihat orang lain gagal. Umumnya orang reaktif akan seperti di dalam pepatah: "Datang tidak menguntungkan, pergi tidak mengurangi". Ia termasuk tipe angin-anginan. Ke mana arah angin bertiup ke situ ia memalingkan mukanya. Ia seperti bunglon yang tidak punya tempat tetap, tidak mengenal istiqamah, sangat fluktuatif, sulit dipegang janji dan komitmen­nya, gampang marah, tidak memiliki sahabat abadi dan sahabat spiritual.


Kebiasaannya suka memuji dan menjilat, tidak pernah dengan ikhlas menerima keberhasilan dan prestasi orang lain, dan dapat disimpulkan pasti banyak memiliki musuh, paling tidak orang-orang yang tidak simpatik terhadap dirinya. Akibatnya, ia sering menerima kenyataan sebagai sasaran tin­dakan, dicemooh dan dijauhi orang lain. Ia seperti over loaded di dalam menjalani kehidupan, karena tersedot oleh energy negatif dari dalam dirinya sendiri. Dengan sendirinya ia gampang lelah, mu­dah mengalami penurunan daya tahan tubuh dan menjadi sasaran berbagai penyakit dan epidemi. Pada akhirnya orang seperti ini mengakhiri hidup­nya dengan berbagai macam penyakit di tengah kesendirian. Ia sepi dengan teman, karena tidak pernah menanam persahabatan dan silaturrahim.

Sikap dan watak reaktif sering digambarkan di dalam Al-Quran sebagai kegelapan (al-dhulumat) dan sikap dan watak proaktif digambarkan sebagai cahaya (al-nur), seperti dijelaskan di dalam ayat: "… Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelind­ungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di da­lamnya". (Q.S. al-Baqarah/2:257). Dalam ayat lain disebutkan: Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (Q.S. al-An'am/6:125). ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya