Berita

Nasaruddin Umar/Net

Lorong Sunyi Menuju Tuhan (26)

Spiritual Contemplations: Bedakan Antara Penting Dan Genting

SABTU, 03 JUNI 2017 | 09:30 WIB | OLEH: NASARUDDIN UMAR

PERASAAN kelebihan beban hidup (over loaded) akan ser­ing terasa jika kita tidak mam­pu membedakan antara yang penting dan yang genting. Tidak semua persoalan pent­ing itu genting dan belum ten­tu semua persoalan genting itu penting. Mungkin me­mang ada persoalan penting sekaligus genting tetapi itu jarang terjadi. Mem­bedakan kedua persoalan ini bisa menghemat energi kita dan sebaliknya tidak mampu mem­bedakan antara yang penting dan yang genting bisa menyedot energi. Hal-hal yang paling pent­ing, utama, dan berkontribusi terhadap tercapa­inya misi serta sasaran yang telah ditetapkan dis­ebut penting. Sedangkan persoalan genting ialah urusan yang amat mendesak untuk ditindaklan­juti, menuntut perhatian segera, yang boleh jadi tidak langsung berkaitan dengan misi tetapi me­nyangkut kredibilitas dan martabat seseorang. Yang lebih banyak kita hadapi ialah urusan pent­ing, bukannya urusan genting. Namun penentuan suatu urusan disebut penting atau genting faktor subjektifitas juga ikut menentukan.

Ada orang terbiasa menganggap persoalan pentingnya dianggap genting sebagai strategi dirinya untuk menyelesaikan persoalan pent­ingnya. Jika ia tidak menggentingkan persoalan penting maka ia khawatir urusan pentingnya tidak terselesaikan sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan. Sebaliknya ada juga tipe orang mengentengkan yang genting sebagai strategi untuk mengurai persoalan gentingnya dengan tenang, tidak tergesa-gesa, yang pada akhirnya langkah yang diambil mengecewa­kan. Akan tetapi yang paling ideal bagaimana menganggap persoalan penting itu penting dan selesaikan secara normatif, bukannya dengan cara darurat. Demikian pula persoalan genting diselesaikan dengan terukur agar persoalan itu dapat diselesaikan dengan baik. Proses penen­tuan ini diperlukan ketenangan dan kontempla­si, yang dalam bahasa agama disebut tafakkur. Jika masih sulit menentukan pilihan dianjurkan menyelesaikannya melalui shalat istikharah.

Dalam banyak ayat dan hadis menuntun set­iap orang untuk menyelesaikan setiap urusan dan persoalan secara proporsional, rasional, dan teru­kur. Allah swt mengingatkan kebiasaan manusia sering tergesa-gesa di dalam mengambil keputu­san: Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku perlihatkan kepadamu tan­da-tanda (azab) -Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera. (Q.S. al-Anbiya’/21:37). Manusia juga dinilai suka panik dan selalu berkelu kesah: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (Q.S. al-Ma'arij/70:19).


Manusia diingatkan untuk berdisiplin terhadap waktu sebagai pangkal penyelesaian persoalan penting dan genting, sebagaimana disebutkan di dalam Q.S. al-'Ashr: Demi masa. Sesung­guhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat me­nasehati supaya mentaati kebenaran dan nase­hat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. al-'Asr/103:1-3). Manusia juga diingatkan agar betul-betul menghargai waktu, bahkan Al­lah mengingatkannya dengan cara bersumpah demi waktu, sebagaimana ayat di atas. Ini pent­ing artinya buat kita, karena orang-orang yang terbiasa menunda-nunda pekerjaan, atau tidak menghargai waktu, maka akibatnya antara lain: visi dan misi hidupnya menjadi tidak jelas, tidak punya skala prioritas dalam urusan, tiba masa tiba akal, sering over loaded dalam perjalanan­an hidupnya. Kita diingatkan ayat di atas untuk menyelesaikan urusan secara maksimal den­gan sikap proaktif dan optimisme yang tinggi. Jika seseorang menyelesaikan urusan dengan reaktif dan tegesa-gesa maka orang itu se­lalu dibayangi stress, kecemasan, kelelahan, prestasi tidak maksimum, sering terlihat apa­tis, lemas, dan frustrasi. Hal-hal seperti ini tidak sejalan dengan tujuan dan substansi ajaran agama, khususnya Islam. ***

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya