Berita

Konferensi Nasional Etika Kehidupan Berbangsa/RMOL

Sebut Pilkda Jakarta Lahirkan Ancaman Integrasi, Jimly: Hukum Bisa Tegak, Jika Etika Berfungsi

RABU, 31 MEI 2017 | 19:05 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshidiqie berharap Ramadhan bisa dijadikan sebagai sarana instropeksi oleh  umat Islam.  

Bukan hanya sarana  instropeksi kehidupan pribadi, Jimly berharap Ramadhan juga bisa menjadi saran intropeksi kehidupan berbangsa dan bernegara.  

"Ini penting, mengingat pelaksanaan pilkada Jakarta, melahirkan ancaman disintegrasi," kata Jimly saat memberikan sambutan pada pembukaan Konferensi Nasional Etika Kehidupan Berbangsa di Gedung Nusantara IV komplek MPR, DPR dan DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (31/5).  

Ancaman perpecahan imbuh Jimly itu muncul karena  pendukung masing-masing calon berusaha memenangkan kontestasi dengan berbagai cara. Termasuk, cara-cara yang bertentangan dengan etika.

"Seperti, mencaci, menfitnah hingga menjelekkan. Bahkan menggunakan unsur-unsur sara untuk menyerang, satu kelompok dengan kelompok yang lain," kata Jimly.

Setelah melakukan instropeksi selama Ramadhan, selanjutnya kata Jimly, umat Islam bisa menginisiasi persatuan dan kesatuan melalui kebiasaan melaksanakan silaturrakhim dan khalal bi khalal pada Iedul Fitri.  

"Ini adalah waktu yang tepat bagi kita melaksanakan instropeksi, kemudian mengembalikan persatuan yang sempat terancam pecah saat berlangsungnya pilgub Jakarta", kata Jimly.

Konferensi Nasional Etika Kehidupan Berbangsa merupakan kerjasama antara tiga lembaga negara, yaitu MPR, Komisi Yudisial dan DKPP. Tema yang dibahas adalah Etika Kehidupan Berbangsa, Arah Kebijakan, Kaidah Pelaksanaan, dan Upaya Penegakan.

Pada kesempatan tersebut, Jimly mengapresiasi  pelaksanaan konferensi nasional etika kehidupan berbangsa. Acara tersebut menurutnya  menjadi penting, apalagi jika dikaitkan dengan Ketetapan MPR NO VI tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Ini menunjukkan ada Iktikad bersama untuk membenahi persoalan etika. Dan menjadikan fungsi etika tidak hanya diatas kertas, tapi ditegakkan, melalui infrastruktur resmi. Karena sesungguhnya hukum hanya bisa tegak, jika etika berfungsi dengan baik dalam kehidupan sehari-hari," demikian Jimly.[san]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya