Berita

Geert Wilders/Net

Dunia

Kekalahan Geert Wilders Belum Tentu Ubah Narasi Politik Kepada Muslim Belanda

SABTU, 27 MEI 2017 | 16:58 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Pemilu Belanda yang dilaksanakan pada Maret 2017 lalu memberikan hasil yang menggembirakan komunitas Muslim.

Di luar dugaan partai VVD, partai dari Mark Rutte, petahana PM Belanda, dapat memenangi pemilu dengan 33 kursi. Rutte berhasil mengalahkan Geert Wilders, tokoh oposisi anti muslim yang sedang naik daun. Partai PVV hanya berhasil merebut 20 kursi di Parlemen.

Apakah ini sinyal akan menguatnya kembali posisi komunitas muslim di Belanda?


Merespon hal tersebut, Bidang Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI) bersama ASEAN Young Leaders Forum (AYLF) Indonesia melaksanakan Diskusi Online, Kamis lalu (25/5). Diskusi tersebut mengangkat tema "Kehidupan Muslim di Belanda Pasca Pemilu 2017" menghadirkan Bowo Sugiarto (kandidat Ph.D Tilburg University-Netherlands) sebagai narasumber dan Restu Pera (Bidang Hubungan Luar Negeri PP KAMMI) sebagai moderator.

"Geert Wilders yang anti muslim akhirnya kalah dalam pemilu Belanda walaupun partainya mengalami kenaikan suara dan menjadi oposisi terbesar di Parlemen. Apakah ini menunjukkan politik Belanda kedepannya akan lebih ramah terhadap imigran muslim?" pantik Restu mengawali diskusi seperti dlam rilisnya, Sabtu (27/5).

Menanggapi hal tersebut Bowo Sugiarto menyatakan bahwa kekalahan Wilders itu belum tentu merubah narasi politik di Belanda terkait imigran.

"Memang Wilders tidak menang, tetapi kita mesti ingat bahwa menjelang pemilu Mark Rutte sempat membuat pernyataan penting. Rutte mengatakan ke imigran untuk berperilaku normal atau keluar dari Belanda," ungkapnya.

"Ajakan untuk berperilaku normal itu bersifat politis, karena yang dimaksud normal menurut Rutte adalah normal menurut mayoritas. Hal itu jelas menunjuk pada persoalan integrasi komunitas muslim ke masyarakat Belanda," tegas Bowo.

Pengamat politik Universitas Jenderal Soedirman itu kemudian menyatakan peranan imigran Indonesia terhadap kondisi muslim di Belanda.

"Kedatangan sejumlah imigran Indonesia dan Suriname pada tahun 1950-an berpengaruh pada perkembangan muslim di Belanda sekarang. Meskipun jumlah imigran Indonesia tidak banyak saat itu tetapi sudah mampu mendirikan masjid pada 1951," ujarnya.

Alumnus Universitas Gadjah Mada itu kemudian menegaskan dua hal penting agar proses integrasi komunitas Muslim dapat berjalan lebih baik.

"Pemerintah Belanda sebaiknya mempersepsikan komunitas muslim sebagai citizen yang setara dengan warga lainnya. Kemudian komunitas muslim Belanda sudah selayaknya membuka diri dan berkontribusi ke masyarakat yang lebih luas," demikian Bowo Sugiarto.

Diskusi Online KAMMI dan AYLF Indonesia kali ini diikuti oleh ratusan mahasiswa dan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia. Tercatat juga perwakilan mahasiswa dari manca negara seperti IKRAM Siswa Malaysia, AYLF Filipina, Singapura dan Australia yang ikut. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya