Berita

Donald Trump-Raja Salman

Dunia

Kunjungan Luar Negeri Donald Trump- Part 1

The Unconventional President!

KAMIS, 25 MEI 2017 | 01:06 WIB | OLEH: IMAM SHAMSI ALI

DONALD Trump barangkali memang layak disebut sebagai "the unconventional president" (presiden yang tidak biasa). Tentu ada berbagai alasan kenapa Donald Trump dapat dikategorikan sebagai presiden Amerika yang tidak biasa. Bukan berarti luar biasa. Hanya saja Donald Trump ada di luar kebiasaan presiden Amerika secara umum.

Pertama, karena Donald Trump adalah presiden Amerika terpilih pertama yang secara kalkulasi, baik oleh poling-poling yang ada, maupun realita di lapangan tidak bisa dipahami secara akal sehat. Hampir semua kalangan memperkirakan jika Donald Trump tidak akan memenang pertarungan itu.

Kedua, Donald Trump adalah kandidat presiden pertama yang terpilih ketika dalam posisi sangat tidak disukai, tidak saja oleh partai lawan politiknya atau Demokrat. Tapi juga pembesar-pembesar partai pengusungnya sendiri, Republikan.


Ketiga, Donald Trump memenangkan pemilihan presiden Amerika secara mutlak dan mengalahkan kandidat yang tidak saja kuat dalam partai. Tapi punya dukungan akar rumput yang besar. Hal itu disebabkan karena suami kandidat lawan Donald Trump ini adalah mantan presiden Amerika dan salah seorang tokoh berpengaruh Partai Demokrat.

Keempat, Donald Trump memenangkan pemilihan presiden justeru di saat ditempa badai isu tersensitif. Yaitu isu skandal keterlibatan Rusia dalam memenankannnya. Kita tahu bahwa Rusia adalah lawan bebuyutan Amerika dalam pertarungan global.

Kelima, setelah terpilih Donald Trump mengambil langkah-langkah kebijakan kontroversial, antara lain menanda tangani "Executive Order" pelarangan Muslim dari enam negara mayoritas Muslim. Juga pemecatan beberapa pejabat tinggi, justeru dicurigai karena mengancam membuka rahasia hubungan kampanyenya dengan Rusia. Di antaranya yang paling menggegerkan adalah pemecatan Direktur FBI, Mr. Comey.

Keenam, president terpilih pertama yang mengadakan kunjungan keluar negeri relatif terlambat, bahkan didahului oleh wakilnya. Selain itu, Mr. Trump juga adalah presiden pertama yang melakukan kunjungan pertamanya ke sebuah negara yang harusnya "unlikely" (tidak lazim) dikunjungi secara prioritas (Saudi Arabia).

Ketujuh, Donald Trump juga adalah presiden pertama yang melakukan kunjungan luar negeri dengan tujuan merekatkan, atau sebaliknya memperlebar jurang pemisah, antara tiga agama samawi (Islam, Kristen, Yahudi).

Kedelapan, Donald Trump adalah presiden pertama Amerika yang paling cepat melakukan "taubat" (hehe) dari mencurigai Islam sebagai agama kekerasan menjadi agama yang luar biasa dan cinta damai. Dari calon presiden yang tidak menyukai Saudi Arabia ke presiden yang memuji Saudi Arabia setinggi langit.

Kesembilan, Donald Trump adalah presiden Amerika pertama yang pernah merendahkan pimpinan Katolik dunia, Pope Francis, dengan menyebutnya sebagai "disgraced" (terhina). Tapi sekaligus melakukan kunjungan kenegaraan khusus untuk menemui pemimpin dunia terpopuler itu.

Kesepuluh, Donald Trump juga adalah presiden Amerika pertama yang menginjakkan kaki di bumi Palestina, Bethlehem. Sebuah ketidak laziman, atau positifnya sebuah sejarah dalam catatan perjalanan negara adi daya ini yang membuat teman-teman Yahudi berdebar-debar.

Hingga detik ini teka teki seputar Donald Trump terus mengintai kecurigaan banyak pihak. Sepintas kunjungannya ke luar negeri pertama ini cukup meriah, sekaligus dari perspektif kepentingan Amerika cukup sukses. Bahkan dari perspektif solusi permasalahan dunia dengan kunjungan ini ibarat sedang diberikan "pain killer" atau hiburan sesaat.

Di sisi lain, secara domestik teka-teki saat ini juga masih berlanjut. Apakah dengan semakin terkuaknya keterlibatan Rusia dalam memenangkan Donald Trump, dan Donald Trump sendiri mengetahui dan berusaha menyembunyikan hal tersebut dapat dikategorikan sebagai "pelanggaran konstitusi" dan layak menjadi dasar pemecatan?

Hiruk pikuk di kongress dan senate terus berlangsung. Belum lagi isu kepentingan bisnis keluarga sang presiden dan keterlibatan anak mantu dalam pemeruntahan, menjadikan banyak pihak yang semakin bingun. Akan kemana arah Donald Trump membawa negara ini?

Seri tulisan bersambung ini akan mencoba menguak beberapa hal atau tepatnya menguak beberapa misteri dari perjalanan luar negeri Donald Trump, presiden Ameria Serikat. (Bersambung). [***]

Penulis adalah Presiden Nusantara Foundation

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya