Berita

Foto/Net

MPR Banyak Terima Laporan Mengenai Ketimpangan Ekonomi

RABU, 24 MEI 2017 | 06:14 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Lembaga Pengkajian MPR RI berdasarkan kewenangannya terus melanjutkan pengkajiannya untuk mencari alasan kenapa sistem ekonomi yang dijalankan sekarang ini menghasilkan ketimpangan, tidak berkeadilan dan terjadi kesenjangan.

Setelah mendapat masukan dari sejumlah pakar di berbagai daerah se Indonesia, Selasa kemarin (23/5), Lembaga Pengkajian MPR kembali mengundanga sejumlah pakar dan praktisi ekonomi berbicara dalam forum yang diberi nama 'Round Table Discussion," di Gedung Nusantara IV, Kompleks MPR/DPR/DPD Senayan, Jakarta.

Wakil Ketua MPR RI E.E. Mangindaan membuka secara resmi forum diskusi yang membahas tema: "Sistem Perekonomian Nasional untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" itu. Tercatat 12 pakar ekonomi dan praktisi ekonomi ikut berbicara dalam forum tersebut. Mereka antara lain Tanri Abeng, Rizal Ramli, Soebijakto Tjakrawardaya, Sutrisno Bachir, Christianto Wibosono, Fuad Bawazir, Suroto, dan tokoh HIPMI.


"Diskusi ini sebenarnya untuk mencari jawaban atas berbagai indikator ekonomi yang terjadi," kata Ketua Lembaga Pengkajian MPR Rully Chairul Azwar dalam pengantar diskusi.

Bahwa pasal-pasal ekonomi, terutama ayat 4, menurut Rully, indikatornya mengenai demokrasi ekonomi, dan diatur pula prinsip-prinsipnya. Dan, tujuan merdeka sudah diatur dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 ayat 4, dan wujudnya pun diatur pada sila kelima Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.       

Belakangan ini, jelas Rully, muncul tuntutan dari masyarakat yang melihat ada ketimpangan-ketimpangan. Ada orang yang terlalu banyak mendapatkan kekayaan, dan banyak orang yang masih jauh sejahtera. Misalnya, banyak data mengungkapkan bahwa 1 persen orang kaya di Indonesia mempunyai kekayaan 50 persen dari bersih aset negara.

Lembaga Pengkajian, kata Rully, banyak menerima laporan mengenai ketimpangan ekonomi ini, lalu mengambil inisiatif untuk melakukan pengkajian, karena ini memang bagian dari lembaga pengkajian. "Dan Acara hari ini adalah dalam upaya melaku kajian terhadap sistem ekonomi kita," ungkapnya.

Jadi, menurut Rully, melalui kajian ini, Lembaga Kajian ingin tahu apa persoalannya sehingga sistem ekonomi ini tidak menghasilkan kesejahteraan.

Wakil Ketua MPR RI EE. Mangindaan dalam sambutan pembukaannya menyatakan, kebijakan sekonomi selama ini masih dalam tahapan penyempurnaan, dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial.

"Perlu ada sinergi dari segenap pelaku ekonomi dan kelompok masyarakat lain untuk bersama-sama mengimplementasikan konsep perekonomian nasional yang benar-benar mengarah pada terciptanya kesejahteraan dan keadilan sosial," ujar Mangindaan.

Tekad pemerintah untuk melakukan pemerataan perekonomian serta menghapus kesenjangan ekonomi, kata Mangindaan, harus didukung semua pihak. Karena, upaya melakukan pemerataan perekonomian bukanlah tugas dan tanggung pemerintah semata, melainkan tugas dan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, utamanya para penyelenggara negara.

"Setelah lebih dari 71 tahun Indonesia merdeka, sudah saatnya kita semua bersungguh-sungguh untuk mewujudkan janji-jani kebangsaannya, khususnya mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur," demikian Mangindaan. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya