Berita

Hidayat Nur Wahid/Net

HNW: Kebangkitan Nasional Adalah Hasil Kebersamaan

SABTU, 20 MEI 2017 | 11:50 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dimulai dengan kepedulian pada masalah pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia diiringi dengan upaya menghidupkan ekonomi yang mandiri. Kebangkitan nasional ini merupakan hasil kerja bersama dengan kebersamaan dari seluruh elemen bangsa.

"Kebangkitan nasional Indonesia adalah hasil dari kebersamaan," kata Hidayat ketika menjadi pembicara utama dalam seminar nasional kebangsaan bertema "Pendidikan Pilar Kekuatan Bangsa" di Kampus Bina Sarana Informatika (BSI) Kalimalang, Jakarta, Sabtu (20/5).

Seminar memperingati Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional menghadirkan narasumber Sandiaga Uno, Adyaksa Dault, dan Mochammad Wahyudi.


Hidayat mengungkapkan Kebangkitan Nasional Indonesia dengan lahirnya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 ketika mahasiswa Stovia menyadari tentang pentingnya kualitas sumber daya manusia sehingga mengubah dari perjuangan fisik menjadi perjuangan melalui jalur pendidikan.

"Sebelumnya kebangkitan nasional melalui jalur pendidikan telah dirintis organisasi Jamiatul Khair pada 1901 dan melalui kebangkitan ekonomi dengan didirikannya Serikat Dagang Islam oleh H. Samanhudi pada tahun 1904," jelasnya.

Kebangkitan nasional Indonesia, lanjut Hidayat, merupakan kontribusi berkelanjutan mulai dari tahun 1908, kemudian Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Pancasila, UUD 1945 pada 18 Agustus 1945.

"Kebangkitan nasional Indonesia adalah kebersamaan. Kebersamaan yang menghasilkan kesepakatan Proklamasi, Pancasila, UUD 1945. Kebersamaan ini perlu diapresiasi," paparnya.

Hidayat menambahkan peran penting kaum terdidik dan terpelajar seperti Bung Karno, Muhammad Natsir, serta anggota BPUPKI yang telah menyepakati Pancasila, UUD 1945. Pada masa kini, peran kaum terdidik, terpelajar, dan masyarakat kampus perlu dimunculkan kembali seperti pada masa lalu.

"Kita perlu menghadirkan kembali kaum terdidik, terpelajar, dan masyarakat kampus untuk kebangkitan kembali Indonesia," ujarnya.

Namun Hidayat mengakui menghadirkan kaum terdidik dan terpelajar bukan perkara mudah. Pertama, perlu keterlibatan negara. Contohnya dalam kepentingan pendidikan, pasal 31 ayat 4 yang menyebutkan negara memprioritaskan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD, untuk pendidikan nasional.

Kedua, pendidikan yang memperkuat sila pertama Pancasila, yaitu manusia Indonesia yang unggul sekaligus memiliki moralitas yang tinggi, akhlak yang mulia, negarawan sehingga memberi harapan Indonesia yang lebih baik. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya