Berita

RMOL

Politik

GPPK 1957 Dorong Kesadaran Perempuan Akan Kanker Serviks

JUMAT, 19 MEI 2017 | 21:10 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Ancaman kanker serviks kian mengkhawatirkan menyusul masih tingginya angka kematian ibu yang diakibatkan tumor ganas pada leher rahim. Disayangkan, masih banyak perempuan khususnya kaum ibu yang kurang menyadari akan pentingnya pencegahan dan deteksi dini sehingga penyakit mematikan ini mudah berkembang dan menyerang.

Demikian disampaikan Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 Agung Laksono dalam seminar kesehatan bertema 'Mengenal Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Skin and Body Rejuvvenation-Perawatan untuk Kulit Sehat dan Awet Muda' di Gedung DPR RI, Jakarta yang digelar Kamis kemarin (18/5).

"Menurut Balitbang Kemenkes 2013, penyakit kanker serviks menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker payudara. Karena itu kaum perempuan jangan meremehkan penyakit ini dan  perlu rajin memeriksa ke dokter serta menerapkan gaya hidup sehat," jelas Agung dalam keterangannya hari ini (Jumat, 19/5).


Seminar yang diselenggarakan Gerakan Persatuan Perempuan Kosgoro (GPPK) 1957 itu dibuka Ketua DPR RI yang juga Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. Hadir sebagai pembicara, Ketua GPPK 1957 Nurlela Azhar, Risdawati dari RSIA Tambak, dr. Oni Khonsa SoOG, dan dr. Indah Widyasari SpKKi.

Agung menjelaskan, berdasarkan penelitian Kemenkes, ditemukan angka mengejutkan. Di mana, jumlah penderita kanker serviks terdapat 3,5 juta orang, dan sebanyak 50 juta perempuan bereksiko mengidap. Sedangkan kematian yang disebabkan tumor ganas itu sekitar 20 orang per hari, yang mana menyerang perempuan khususnya kaum ibu.

"Kondisi ini sangat memprihatinkan. Apalagi di Indonesia, perempuan merupakan ujung tombak dalam peningkatan kesehatan," ujar ketua DPR periode 2004-2009 tersebut.

Agung berharap, GPPK 1957 menjadi pendorong kesadaran perempuan untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan deteksi dini. Dengan melakukan sosialisasi melalui media, turun ke lapangan, dan aktif menyuarakan pentingnya memeriksa kesehatan, seperti ke Puskesmas, klinik atau dokter terdekat.

"Dengan deteksi dini kanker serviks maka akan mengurangi resiko pengeluaran biaya tinggi, resiko kematian dan ancaman kurang produktivitas perempuan," tegas politisi senior Golkar bergelar dokter itu.

Sementara itu, Ketua DPR Setya Novanto menambahkan, kegagalan pemerintah dalam memenuhi target Milenium Development Goals (MDGs) 2015 karena tidak mampu menekan angka kematian ibu (AKI) harus jadi pelajaran berharga. Hal itu, tidak boleh terulang pada Suintable Development Goals (SDGs) yang merupakan kelanjutan dari MDGs.

"Angka kematian ibu masih tergolong tinggi yaitu 359 per 100 ribu kelahiran hidup). Angka ini jauh dari target yang ditetapkan MDGs pada 2015. Karena itu target SDGs pada tahun 2030 ke depan yaitu 70 per 100 ribu kelahiran hidup agar bisa terpenuhi. Salah satunya dengan menekan kematian ibu yang diakibatkan karena penyakit kanker, termasuk kanker serviks," demikian Novanto. [wah]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya