Berita

Hukum

Pelaku Pembunuhan Brigdatar M. Adam Harus Segera Diungkap

JUMAT, 19 MEI 2017 | 10:20 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Polri harus segera mengungkapkan secara transparan kasus pembunuhan taruna Akademi Polisi (Akpol) tingkat dua, Brigadir Dua Taruna (Brigdatar) Mohammad Adam.

"Pelakunya harus segera ditahan dan dipecat dari taruna Akpol meskipun yang bersangkutan misalnya adalah anak seorang jenderal," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Jumat (19/5).

IPW sangat menyesalkan kasus kematian Brigdatar M. Adam yang diduga akibat penganiayaan sesama taruna. Kasus ini menyisakan misteri panjang dan sekaligus menunjukkan bahwa kekerasan masih menjadi bagian terselubung dalam sistem pendidikan di kepolisian.


"Kasus kematian Mohammad Adam bagai teori gunung es bahwa kekerasan masih cukup kental bercokol di sistem pendidikan kepolisian," sebut Neta.

Selama ini IPW kerap mendapat laporan tentang adanya taruna yang melarikan diri atau kasus dugaan pelecehan seks. Namun setiap kali dipersoalkan IPW pejabat berwenang selalu membantahnya. Sementara korban dan keluarga korban selalu tutup mulut karena khawatir dikeluarkan dari Akpol, jika buka mulut. Bahkan ada taruna yang sudah tidak kuat untuk menjalani pendidikan di Akpol, keluarganya tetap memaksa bertahan.

"Memang kasus-kasus seperti itu tidak signifikan jumlahnya tapi tetap mengganggu profesionalisme pendidikan di Akpol," ungkap Neta.

Dengan adanya kasus kematian M. Adam, lanjut Neta, sudah saatnya Polri dan Akpol membuka diri dan membuka secara transparan apa sesungguhnya yang terjadi di lingkungan Akpol. Para mantan Gubernur Akpol juga harus mau bicara jujur ke internal Polri tentang apa yang pernah terjadi di lingkungan Akpol, terutama yang menyangkut sikap prilaku para taruna, terutama lagi yang menyangkut anak-anak jenderal, sehingga bisa dilakukan pembenahan dan kasus kekerasan, seperti yang menyebabkan tewasnya M. Adam tidak terulang lagi.

Tewasnya M. Adam tentu akan berdampak pada sistem pendidikan Polri yang anti kekerasan, yang bertujuan melahirkan polisi sipil, modern, profesional, proporsional dan tidak represif. Sebab itu semua yang terlibat dalam kasus kematian M. Adam harus diusut tuntas secara transparan dan segera dipecat dari Akpol, meskipun yang bersangkutan misalnya anak seorang petinggi kepolisian.

"Polda Jateng sendiri sudah memeriksa 21 orang dalam kasus ini. Hukum harus ditegakkan dan pola pembinaan di Akpol perlu dikontrol dengan ketat dan anak-anak jenderal jangan diberi keistimewaan. Bahkan yang bermasalah harus segera dipecat. Tujuannya agar pendidikan di Akpol benar-benar tanpa kekerasan, tanpa pelecehan dan benar-benar menghargai hak asasi manusia. Sehingga Akpol bisa melahirkan kader-kader polisi sipil, modern, profesional dan anti kekerasan," demikian Neta S Pane. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya