Berita

Anton Tabah Digdoyo/Net

Politik

Keluarga Cendana Sayangkan Masjid Al-Hikmah Belanda Dijadikan Pusat Kegiatan Pendukung Ahok

SELASA, 16 MEI 2017 | 10:42 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Keluarga Presiden kedua RI Soeharto bertubi-tubi dapat laporan dari masyarakat Indonesia yang ada di Belanda bahwa Masjid Al-Hikam, Den Haag, Belanda yang dibangun oleh keluarga besar Cendana, beberapa hari terakhir ini digunakan pusat kegiatan kelompok yang mengatasnamakan pro dan simpatisan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Mereka menentang putusan majelis hakim yang menjatuhkan vonis dua tahun penjara terhadap Ahok dalam kasus penodaan agama. Selanjutnya, mereka juga menuntut pembebasan terhadap Gubernur DKI Jakarta yang sudah diberhentikan sementara itu.

Laporan tersebut terutama ditujukan kepada putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto. Titiek Soeharto yang menjabat sebagai pimpinan Komisi IV DPR RI memang dikenal dekat dengan masyarakat.


Untuk itu, Titiek Soeharto meminta mantan Sespri Presiden Soeharto, Brigjen Pol (Purn) Dr. Anton Tabah Digdoyo yang juga Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang cukup dekat dengan keluarga Cendana untuk menjawabnya.

Anton menegaskan pada prinsipnya keluarga Cendana hanya mengingatkan bagaimana fungsi masjid. Masjid di manapun fungsinya adalah untuk ibadah dan memahami agama Allah.

Atas prinsip tersebut, Anton meminta untuk menyetop kegiatan yang tidak memuliakan masjid, apalagi aksi tidak menghornati keputusan hakim, dan bahkan mengajak LSM-LSM Belanda atau warga asing untuk menyerang kebijakan (ketentutan) negara Indonesia.

"Jelas ini sangat mencoreng nasionalisme bangsa Indonesia di mata dunia," ujar Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat ini.

Menurut Anton, keputusan pengadilan wajib dihormati. Namun jika tidak menerima, ada cara-cara hukum yang elegan yaitu banding dilanjutkan kasasi.

"Tempuhlah itu tidak usah dengan rekayasa-rekayasa protes yang kini juga dilakukan di beberapa kota dan provinsi di Indonesia yang dinilai rakyat sebagai rekayasa," imbuhnya.

Ditambahkan Anton, rekayasa-rekayasa itu makin jelas jika melihat fakta tidak satu pun provinsi yang mau menerima Ahok menjadi gubernurnya, khususnya jelang Pilkada Serentak 2018.

"Karena itu jadilah warga negara dan warga bangsa yang baik, taat hukum, taat azas dalam berdemokrasi karena syarat berdemokrasi adalah kemampuan bermutu tinggi mengendalikan diri dalam ketaatan azas," tegasnya. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya