Berita

Bung Karno

Politik

Pernyataan Jokowi Tak Sejalan Dengan Bung Karno

RABU, 29 MARET 2017 | 09:56 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Saat meresmikan tugu Titik Nol Islam Nusantara di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada Jumat lalu (24/3), Presiden Joko Widodo meminta agar masalah agama dan politik dipisahkan.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mempertanyakan pernyataan Presiden tersebut.

Dia menjelaskan Islam yang menyebar di Nusantara secara damai mulai abad ke-7 melalui Barus tersebut adalah Islam yang tak memisahkan antara agama dan politik.

"Karenanya kegiatan Presiden itu adalah kunjungan politik dan keputusan politik Presiden yang terkait agama. Dalam hal ini adalah agama Islam. Maka aneh kalau kemudian Presiden Jokowi membuat pernyataan yang tak sesuai dengan apa yang baru saja beliau lakukan," katanya kepada Kantor Berita Politik RMOL pagi ini.

Selain itu, dia juga mengingatkan, tahun lalu Presiden Jokowi juga membuat Keppres yang menjadikn 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.

Menurutnya, lepas dari prokontra penerbitan Keppres tersebut, Pernyataan Jokowi yang disampaikan di Barus itu tidak sesuai dengan pidato politik rumusan Pancasila yang disampaikan Bung Karno pada 1 Juni 1945 saat sidang BPUPK. Karena jelas jelas sekali mencantumkan adanya sila "Ketuhanan".

Bahkan saat Bung Karno menjadi Ketua Panitia 9 yang secara politik kenegarawanan menyepakati Piagam Jakarta 22 Juni 1945, maupun ketika menjadi Ketua PPKI yang menyepakati Pancasila pada 18 Agustus 1945, "Ketuhanan" menjadi sila pertama dalam Pancasila.

"Itu mudah disimpulkan bahwa bahkan Bung Karno sejak awal pendirian NKRI memasukkan beragama (berketuhanan) sebagai sila yang sangat penting dalam kehidupan berpolitik berbangsa dan bernegara," jelas mantan Presiden PKS ini.

Apalagi bila dibaca UUD 1945 pasal 29 ayat 1 di bawah bab Agama, jelas menyebutkan bahwa negara Indonesia berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Pasal dan ayat ini oleh lembaga politik tertinggi negara, yaitu MPR, ditetapkan, bahkan saat lakukan amandemen pun disepakati untuk tidak diubah. Keputusan politik lembaga tertinggi negara itu justru menjadikan Ketuhanan yang Maha Esa eksis dalam konstitusi RI, sebagai yang mendasari negara dan tidak malah memisahkannya," tandasnya. [zul]

Populer

Makin Ketahuan, Nomor Ponsel Fufufafa Dicantumkan Gibran pada Berkas Pilkada Solo

Senin, 23 September 2024 | 09:10

Pasukan Berani Mati Bela Jokowi Pembohong!

Minggu, 22 September 2024 | 14:03

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Akun Fufufafa Ganti Nama dari Gibran jadi Slamet Gagal Total

Senin, 23 September 2024 | 08:44

Gibran Tidak Layak dan Tidak Boleh Dilantik Menjadi Wakil Presiden

Sabtu, 21 September 2024 | 08:09

UPDATE

Masuk Komite III DPD, Komeng Bakal Perjuangkan Hari Komedi Nasional

Selasa, 01 Oktober 2024 | 14:04

Kadis Pendidikan Polman Diduga Arahkan Guru Dukung Paslon Tertentu di Pilkada

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:57

KPU Harusnya Beberkan Rekam Jejak Dewan Bukan Umur

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:53

IKI Indonesia Naik ke Level 52,48 per September 2024

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:47

Iran Tolak Kirim Tentara ke Lebanon, Optimis Hizbullah Kuat Lawan Israel

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:46

Hilgers dan Reijnders Resmi Jadi WNI, Sepak Bola Nasional Makin Maju

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:44

Fokus Perjuangkan Hari Komedi, Komeng Ogah Jadi Pimpinan DPD

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:20

Kekayaan Melonjak, Mark Zuckerberg Resmi Gabung Klub 200 Miliar Dolar Bareng Elon Musk

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:18

BPOM Ancam Cabut Izin Kosmetik Overclaim, Influencer Juga Bakal Dipanggil

Selasa, 01 Oktober 2024 | 13:07

Korban Banjir Nepal Tembus 193 Orang

Selasa, 01 Oktober 2024 | 12:59

Selengkapnya