Nasaruddin Umar/Net
Nasaruddin Umar/Net
IDE dasar untuk melakuÂkan standarisasi muballig sebagaimana diwacanakan Kementerian Agama akhir-akhir ini dimaksudkan untuk memacu para muballig unÂtuk mengacu pada standar yang konon katanya akan diserahkan kepada ornas-ormas Islam atau Majelis Ulama Indonesia (MUI). Para muballig yang akan berkhutbah diminta menyerasikan maÂterinya dengan standar yang akan disepakati. Diharapan dengan kepatuhan terhadap stanÂdar, para muballig bisa memberikan sesuatu yang lebih positif dan lebih konstruktif kepada masyarakat. Dengan demikian profesionalÂisme muballig akan mengacu kepada standar nilai tertentu, sebagaimana halnya kelompok-kelompok profesional lainnya. Ide dasar ini sekaligus akan mengeliminir penyajian materi dakwah yang menyesatkan atau merongrong sendi-sendi kedaulatan bangsa dan negara.
Sedangkan ide dasar sertifikasi muballig, seperti halnya dilakukan di sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia dan Brunei DarusÂsalam, serta sejumlah negara muslim dunia lainnya, ialah memberikan sertifikat yang berÂfungsi semacam license atau surat izin untuk menjadi khatib. Orang-orang yang tidak memiÂliki license tentu tidak dibenarkan untuk naik di mimbar menyampaikan khutbah Jum’at. Di sejumlah negara para muballig bukan hanya harus memiliki license tetapi naskah khutbah sudah harus dimasukkan ke dewan pensyarah untuk diteliti kelayakannya dan muballig harus membaca naskah saat menyampaikan khutÂbah. Bahkan ada negara menetapkan khutÂbah seragam kepada seluruh masjid, sehingga para khatib tidak perlu repot menyiapkan materi khutbah.
Baik standarisasi maupun sertifikasi sama-sama memberikan pembatasn terhadap kegÂiatan dakwah. Bagi orang yang belum memiliki "Kartu Standar" untuk berdakwah tentu kesuliÂtan untuk mengakses masjid, apalagi kalau regÂulasi pemerintah menetapkan standar khusus yang bisa khatib pada setiap masjid. SedangÂkan sertifikasi muballig lebih ketat lagi karena dimungkinkan ada unsur screening ideologi bagi para calon khatib. Bagi pemerintah tentu sertifikasi muballig lebih aman karena bukan hanya mengontrol orang yang akan memberi khutbah tetapi juga sekaligus materi khutbahÂnya. Dengan demikian, agak sulit lagi kita menÂemukan materi khutbah yang merongrong atau mengkritisi pemerintah, atau menyerang peÂmerintahan dari atas mimbar.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
UPDATE
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12
Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24
Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34
Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33