Berita

Politik

Kekuatan Kerakyatan, Islam, Dan Nasionalis Harus Menangkan Anies-Sandi

MINGGU, 19 FEBRUARI 2017 | 22:29 WIB

KITA telah masuk pada pertarungan Pilkada DKI sebenarnya. Di mana masuknya paslon Anies-Sandi melawan paslon Ahok-Djarot terjadi pertarungan head to head.

Konsolidasi kekuatan rakyat yang berada pada garis Kerakyatan, Islam, Nasionalis (KINAS) di luar kekuasaan Kongsi MEJA (Mega-Jokowi-Ahok) harus mampu menjadi kekuatan alternatif untuk menangkan rakyat Jakarta, baik secara prosedural maupun radikal.

Ini pertarungan besar, karena polarisasi dua kekuatan, yaitu KINAS versus Kongsi MEJA (yang merupakan reinkarnasi Nasakom dalam jaket politiknya, namun sebenarnya konglomeratik Chinaisasi dalam praktiknya) merupakan pertarungan berat. Dan menjadi pertarungan politik nasional, bahkan internasional.


Prinsipnya justru kekuatan KINAS lebih nasionalis, merakyat, dan agamis dengan Islam sebagai garis kekuatan tauhid saat ini. Sehingga kekuatan ini menjadi manifestasi Pancasila sebenarnya, meski seringkali dicap sebagai Nasionalis Kanan oleh Kongsi MEJA dan para cukongnya yang banyak mengembangkan usaha-usaha maksiat ilegal di Jakarta.

Sementara dalam struktur formalnya, kekuatan KINAS terelasi pada dua partai pengusung Anies-Sandi. Yaitu Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Beratnya pertarungan ini sebenarnya bukan dalam persoalan bangunan kekuatan formal dan informalnya. Karena kita telah melihat kekuatan Ahok-Djarot tidak mampu mengimbangi dua paslon lawannya saat disatukan menjadi head to head di putaran kedua nanti. Terbukti dengan suara riil rakyat Jakarta 57 persen menghendaki gubernur baru.

Hanya saja Ahok-Djarot dengan Kongsi MEJA saat ini memiliki kapital dan kekuasaan formal. Yaitu dukungan dari para kelompok taipan maling BLBI, Partai Komunis China dan kekuasaan presiden.

Mereka akan mampu memanipulasi, membeli suara bahkan melakukan tindakan represi dengan berpegang pada hukum-hukum kekuasaan sesuai kehendaknya sendiri.

Akan tetapi dalam hukum politik dimanapun berada terdapat sebuah ketetapan tidak tertulis. Yaitu ketika kaum oligarki dengan kekuasaan politik, kapital dan aparat hukumnya hanya menjalankan kekuasaan untuk kepentingan kelompok dan relasi produksinya sendiri, maka kekuatan rakyatlah yang akan memenangkan pertarungan.

Selain itu, kekuatan rakyat juga telah terkonsolidasi. Jika Kongsi MEJA terbukti melakukan kecurangan dengan kekuasaannya secara terang-terangan dan menggunakan aparat keamanan untuk mengintimidasi kita (vulgar display of power), maka kekuatan rakyat KINAS (Kerakyatan, Islam, Nasionalis) juga mampu melalukan people power atau revolusi sebagai kekuatan legal konstitusionalnya.

Hari ini rakyat mulai dianugerahi Tuhan kekuatan, sehingga dalam waktu tidak lama lagi, kita berharap rakyat benar-benar memiliki negaranya. [***]

Yudi Syamhudi Suyuti
Penulis adalah Ketua Panitia Pembentukan Dewan Nasional (PPDN) sekaligus Ketua Jas Rakyat

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya