Berita

Foto: Repro

Politik

Akbar Tandjung dan Yusril Ihza Sepakat Tak Perlu Ambang Batas Untuk Pemilu 2019

SABTU, 21 JANUARI 2017 | 11:59 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Dua politisi senior Akbar Tandjung dan Yusril Ihza Mahendra sepakat bahwa dalam pemilihan umum yang akan dilakukan serentak pada 2019 nanti tidak diperlukan ambang batas. Baik untuk pemilihan anggota legislatif, maupun untuk pemilihan presiden.

Menurut keduanya, pembahasan mengenai ambang batas di DPR RI sudah tidak relevan lagi. Demikian diberitakan KantorBeritaPemilu.Com, pagi ini (Sabtu, 21/1).

Akbar dan Yusril berbicara dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan salah satus stasiun radio di Jakarta.

Menurut mereka, Putusan MK tentang pemilu serentak wajib dipatuhi semua pihak. Karena itu adanya ketentuan ambang batas sudah harus diakhiri.

Yang perlu dibatasi adalah jumlah fraksi di DPR, menurut keduanya, bukan tidak melantik wakil rakyat yang terpilih dalam Pemilu.

Akbar Tandjung dalam kesempatan itu mengingatkan agar sistem bernegara yang kita bangun haruslah fair dan adil bagi semua kekuatan politik yang ada.

Keinginan untuk menerapkan ambang batas, menurutnya hanyalah menunjukkan keinginan suatu kelompok untuk menjaga kepentingannya, dengan menghalangi kelompok lain untuk bergerak maju.

Apalagi ambang batas yang diajukan terlalu tinggi, hal seperti itu bisa jadi boomerang bagi partai yang bersangkutan. Kehidupan partai menurut Akbar, sangatlah rentan dengan perubahan. Bisa saja sebuah partai mengalami trend menurun dari pemilu ke pemilu.

Sementara Yusril berpendapat, ambang batas awalnya dimaksudkan untuk membatasi jumlah partai. Kini jumlah partai menyusut secara alamiah, karena itu ambang batas menjadi tidak relevan dengan perkembangan.

Yusril memperkirakan Pemilu 2019 akan diikuti oleh 14 parpol, maka jumlah pasangan presiden/wapres maksimum adalah 14 atau kurang dari itu.

"Biarlah ada 14 pasangan, tokh akan ada putaran kedua yg menentukan,” kata Yusril.

Pemilihan Kepada Desa saja menurut Yusril ada yang diikuti oleh belasan calon.

"Kenapa takut dengan jumlah calon Presiden yang juga belasan?" demikian Yusril. [dem]

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

UPDATE

Koalisi Berisiko Pecah Gara-gara Kelangkaan LPG 3 Kg

Rabu, 05 Februari 2025 | 03:16

Kuras ATM Calon Mertua, Perempuan Muda Dibekuk Polisi

Rabu, 05 Februari 2025 | 03:01

Warga Diajak Laporkan Bangunan Gedung Tak Sesuai Izin

Rabu, 05 Februari 2025 | 02:38

Beredar Video Geng Alumni UGM Kumpul, Warganet Cari-cari Mulyono

Rabu, 05 Februari 2025 | 02:20

Bharatu Mardi Hadji dapat Kenaikan Pangkat dari Kapolri

Rabu, 05 Februari 2025 | 02:16

Tak Benar GoTo Merger dengan Grab

Rabu, 05 Februari 2025 | 01:37

Prabowo Diminta Waspadai Agenda Jahat Menteri

Rabu, 05 Februari 2025 | 01:18

PN Serang Putuskan Kasus Charlie Chandra Dilanjutkan

Rabu, 05 Februari 2025 | 01:00

Kenaikan Tarif Air Bersih Harus Diimbangi Kualitas Pelayanan

Rabu, 05 Februari 2025 | 00:40

Pramono Keliling Balai Kota

Rabu, 05 Februari 2025 | 00:16

Selengkapnya