Berita

Bisnis

Rapor Merah Industri Ritel Di Tahun 2016

SELASA, 17 JANUARI 2017 | 11:11 WIB | LAPORAN:

. Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (DPP Hippindo) melaporkan rapor merah untuk pertumbuhan industri ritel di tahun 2016. Sesuai data ritel maka penurunan omset dan daya beli masyarakat ini sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir.

"Masih bisa buka toko dan tidak melakukan PHK karyawan di Tahun 2016 sudah bisa dibilang bagus." kata Ketua Umum DPP Hippindo, Budihardjo Iduansjah di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (17/1).

Meskipun mengalami kelesuan daya beli namun anggota Hippindo selalu berkomitmen memberikan barang atau jasa yang terbaik bagi para pelanggannya yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.


Untuk itu Hippindo mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, agar di tahun 2017 ini sektor ritel dapat bertahan, terutama dari para pengelola mall pusat perbelanjaan dan pemerintah. Salah satu kontribusi biaya yang terbesar dan membebani peritel adalah kenaikan biaya service charge yang bisa mencapai 30 persen.

Belum lagi beban biaya sewa yang bisa naik puluhan persen bahkan bisa lebih dari 100 persen.

"Kami berharap pihak mall tidak menaikkan biaya-biaya termasuk sewa dan service charge. Namun apabila naik, kami meminta agar tidak melewati kenaikan inflasi atau maksimal kenaikan sebesar 5 persen," papar Budihardjo.

Karena apabila biaya-biaya naik ditambah kenaikkan UMP maka ritel pun akhirnya akan menaikan harga jual ke konsumen dimana daya beli masyarakat menurun.

Pada akhirnya peritel tidak mampu menutup biaya operasionalnya dan akan berakibat dengan penutupan toko dan PHK.

Mereka berharap pemerintah memberikan perhatian mengenai hambatan di sektor ritel ini dengan segera menerbitkan aturan di Indonesia, seperti halnya di negara-negara lain yang telah menerapkan regulasi yang mengatur hubungan Pengelola Pusat Belanja dengan para tenantnya, sehingga tercipta hubungan yang berimbang antara Pengelola Pusat Belanja dengan para tenantnya agar dapat bersinergi demi mendukung Perekonomian Nasional.

"Ritel di Indonesia banyak menghidupi industri Iokal dengan tenaga kerja yang besar. sehingga apabila industri ritel terpuruk maka akan mengganggu perekonomian nasional. Untuk itu kami sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah," harap Budihardjo. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya