Berita

Salah satu rekaman kerusuhan Mei 1998/Net

Publika

NEGARA YANG TERCORENG

Sebuah Kesaksian Menjelang Reformasi Jilid 2

MINGGU, 15 JANUARI 2017 | 07:55 WIB

SAYA hanya ingin meluruskan kebenaran sejarah terkait informasi tentang adanya perkosaan massal terhadap puluhan dan bahkan ratusan, perempuan Tionghoa pada peristiwa kerusuhan Mei 1998. Kejadian itu adalah tidak benar sama sekali.

Isu ini tampaknya sengaja dihembuskan LSM komprador untuk merusak kridibilltas negara Indonesia dimata Internasional.

Tanggal 13 Mei 98, saya berada di kampus UI Salemba, untuk menyaksikan acara mimbar bebas, yang dihadiri antara lain advokat kawakan Bang Buyung Nasution, tokoh Malari Hariman Siregar, dan Ketua Iluni UI Hari Ahmadi.


Antara pukul 11.00 siang, pagar pembatas jalan raya di depan kampus UI digoyang-goyang oleh sekelompok massa. Mereka berteriak-teriak, "Hei mahasiswa UI keluar. Bergabung dengan kami. Mahasiswa UI penakut!"

Melihat kondisi yang tidak kondusif, acara mimbas bebas yang baru diisi orasi para tokoh nasional dan aktifis tersebut dihentikan dan masing-masing membubarkan diri.

Tidak berapa lama kemudian di luar kampus mulai terjadi pelemparan dan pembakaran. Show room yang memasarkan mobil bimantara, isinya dikeluarkan dan dibakar, diikuti pengrusakan kantor Polsek, penjarahan-penjarahan kantor dan gedung Fuji Film di sekitar lokasi. Hanya gedung BCA di sampingnya luput dari sasaran penjarahan karena  dijaga ketat aparat bersenjata lengkap

Pengrusakan awal dilakukan segerombolan preman, kemudian baru masyarakat ikut-ikutan. Sebagian barang jarahan ditumpuk di tengah jalan dan dibakar. Pihak tidak dikenal juga menunjukkan selongsongan peluru kepada media asing yang meliput. Entah apa maksudnya. Mungkin ingin menunjukkan kepada dunia bahwa telah terjadi penembakan terhadap orang sipil.

Ini hanya dugaan saya saja. Saya juga menemukan dan memungut dua selongsong peluru dan sudah saya serahkan kepada volunteer Kontras di kantor LBH, setelah mengisi form testimoni.

Hanya ada satu korban jiwa yang jatuh dari sipil. Peluru bukan berasal dari aparat PHH. Dugaan saya  peluru berasal dari aparat kepolisian yang marah akibat kantornya dibakar massa. Saya menyaksikan Kapolsek keluar membawa senapan dan mengokang kearah kerumunan massa.

Menjelang sore, kerusuhn mereda. Dengan berjalan kaki saya pulang ke kos di Jalan Menteng Sukabumi, karena tidak ada kendaraan umum maupun taksi yang lewat, setelah mapir lebih dahulu ke kantor LBH Jakarta.

Di tengah jalan saya berpikir kerusuhan ini hanya terjadi di daerah Salemba saja. Namun betapa kaget saya ketika diinformasikan bahwa peristiwa serupa terjadi di berbagai titik dan daerah. Sesampai di kos dan membuka saluran tv, berita mengerikan terus mengabarkan tentang ratusan korban mati terpanggang di Mall Kalender.

Malam harinya kantor-kantor polisi gelap gulita, penerangannya dimatikan. Petugas polisi banyak yang tidak berpakaian dinas seperti biasanya. Kota Jakarta menjadi kota merdeka bagi pengendara, mereka berlalu lalang bebas di jalan raya tanpa harus tunduk pada aturan lalu lintas.

Pasca kerusuhan kota Jakarta lenggang dan bagai kota mati. Sampah kendaraan terbakar berserakan di pinggir jalan. Kota Jakarta seperti kota Bagdad pasca serangan biadab negara koalisi AS.

Banyak kisah seram pasca peristiwa kerusuhan. Tetapi tidak ada kejadian pemerkosaan apalagi dalam jumlah massal terhadap etnis perempuan Cina. Yang ada korban jiwa ratusan pribumi miskin mati terpanggang di dalam mall, dan berapa korban jiwa tertembak aparat. Ada koran kuning memberitakan arwah-arwah korban yang mati terpanggang itu bergentayangan dan suka usil sama warga setempat.

Puing-puing kendaraan yang dibakar massa berapa minggu teronggok di tepi jalan dan merusak pemandangan indah Metropolitan, namun itu bukan menjadi masalah besar.

“Cukup orang Madura,” canda teman. Terlihat dua dan tiga orang membawa las karbit memotong, mengumpulkan dan mengangkut besi-besi itu. Kerjasama yang saling menguntungkan antara petugas kebersihan dan pengais rezeki.

Cerita reformasi terus bergulir. Gelombang aksi mahasiswa dan pendudukan DPR, mundurnya presiden Soeharto, penolakan pertanggungjawaban Habibie -- presiden jenius dan paling demokratis. Terpilihnya presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur -- presideng RI yang eksentrik -- atas penggalangan koalisi poros tengah di parlemen. Naiknya Megawati sebagai presiden.

Dan topeng kepalsuannya mulai terkuak dan bau busuk kekuasaan menyeruak. Partai PDIP pemenang pemilu 2009, orientasi telah bergeser, partainya wong cilik menjadi partainya wong licik. Korup, asset negara dilego, obligor BLBI diampuni. Serta dinamika politik penuh dusta yang dipertontonkan sampai saat ini.

Dari catatan kesaksian semua ini, patut digarisbawahi oleh kita bersama, bahwa saya hanya ingin menegaskan bahwa tidak ada kejadian pemerkosaan etnis Cina pada peristiwa Mei 1998.

Sungguh mustahil di tengah kebakaran hebat, ada tindakan pemerkosaan. Jangankan burung, tubuh kita pasti mati lemas dan kekeringan menahan hawa panas api kebakaran, apalagi disinyalir terjadi di daerah jalan protokol Jalan Jenderal Sudirman yang tidak pernah tersentuh dampak kerusuhan.

Misteri dan teka teki tentang berita pemerkosaan baru terpecahkan. Data hoax ini diperoleh oleh LSM komprador dari Kedubes AS, dimana WNI keturunan yang ingin mendapat visa banyak mengajukan permohonan suaka politik. Mereka mengaku korban kerusuhan dan pemerkosaan Mei 1998. Kebijakan pemerintah AS memberikan fasilitas bagi korban politik untuk tinggal di negaranya.

Inilah salah satu bentuk pengkhianat WNI keturunan. Demi secuil materi, mereka rela mengorbankan nama baik bangsa dan negara-nya.

Salam Alumni 13 Mei 1998.

M. Amin
Pengamat politik dan hukum dari The Indonesian Reform

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Tiga Jaksa di Banten Diberhentikan Usai jadi Tersangka Dugaan Pemerasan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59

Bakamla Kukuhkan Pengawak HSC 32-05 Tingkatkan Keamanan Maritim

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45

Ketum HAPPI: Tata Kelola Sempadan Harus Pantai Kuat dan Berkeadilan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05

11 Pejabat Baru Pemprov DKI Dituntut Bekerja Cepat

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51

Koperasi dan Sistem Ekonomi Alternatif

Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24

KN Pulau Dana-323 Bawa 92,2 Ton Bantuan ke Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50

Mutu Pangan SPPG Wongkaditi Barat Jawab Keraguan Publik

Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25

Korban Bencana yang Ogah Tinggal di Huntara Bakal Dikasih Duit Segini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59

Relawan Pertamina Jemput Bola

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42

Pramono dan Bang Doel Doakan Persija Kembali Juara

Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25

Selengkapnya