Berita

Jaya Suprana

Menjenguk Warga Bukit Duri Di Asrama Poncol

JUMAT, 30 DESEMBER 2016 | 06:55 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

PADA 27 Desember 2016, saya bersama Aylawati Sarwono diantar sang pendekar kemanusiaan dari Jeneponto, Sandyawan Sumardi, menjenguk para warga Bukit Duri korban penggusuran eh penertiban yang untuk sementara mengungsi di asrama Poncol di tepi sungai Ciliwung.

Di luar dugaan, ternyata asrama pengungsi Poncol rapih, tertib, bersih, hiegienis. Suasana emosional warga tergusur eh tertertib juga cenderung optimis ketimbang pesimis. Kesan positif tersebut dapat diyakini tidak dibuat-buat sebab kunjungan kami bersifat mendadak alias tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

Sebenarnya saya merasa malu berjumpa dengan para warga Bukit Duri korban penertiban di asrama pengungsi Poncol, akibat pada tanggal 28 September 2016 terbukti saya tidak berdaya mencegah aksi penertiban Pemprov DKI Jakarta membumiratakan gubuk-gubuk warga Bukit Duri yang kini terpaksa mengungsi itu.


Ternyata para pengungsi akibat musibah penertiban di Poncol menyambut kedatangan saya dan ibu Ayla dengan penuh ramah-tamah nan tulus. Tampaknya mereka memaafkan ketidak-berdayaan saya sebab mahfum bahwa saya memang mustahil berdaya melawan penertiban yang dilakukan oleh laskar penertiban Pemprov dilengkapi mesin-mesin berat ukuran raksasa kaliber Transformers dikawal polri dan TNI!

Yang menarik, adalah pada saat kunjungan di tengah hari itu, mayoritas warga yang berada di asrama Poncol adalah manula dan anak-anak kecil. Ternyata sebagian warg  sedang tidak berada di asrama Poncol akibat memang ke luar asrama demi menunaikan perjuangan mencari nafkah masing-masing. Di sini, terbukti keabsahan alasan keberatan warga dipaksa pindah ke rusunawa yang di samping wajib bayar sewa juga terletak di lokasi lebih dari duapuluh kilometer dari Bukit Duri sebagai lokasi pencarian nafkah sehari-hari mereka.

Dipaksa pindah ke rusunawa yang lokasinya nun jauh dari lokasi permukiman, berarti sama saja dengan mencabut akar sumber nafkah rakyat. Bahkan di pelataran depan asrama, ada sebuah warung makan pemilik seorang warga yang mencari nafkah melalui usaha warung makan. Ada pula semacam counter meja kecil menjajakan minuman dalam kemasan serta jamu yang dikelola seorang penghuni asrama Poncol. Counter tersebut tidak ada yang menjaga, akibat saling percaya yang sudah terjalin di antara warga penghuni asrama Poncol.

Di serambi depan asrama kami duduk di sebuah benda kumuh mirip sofa dengan lebih banyak lubang ketimbang busa penutup tempat duduknya.

Dari perbincangan dengan warga korban penertiban Bukit Duri yang kini menghuni asrama Poncol terkesan betapa dahsyat gelora semangat perjuangan hidup maju-tak-gentar, rawe-rawe-rantas-malang-malang-putung, patah-satu-tumbuh-seribu dalam menghadapi angkara-murka yang mengendala perjuangan hidup mencari nafkah demi menghidupi diri serta sanak-keluarga masing-masing.

Para korban penertiban yang mengungsi di asrama Poncol maupun tersebar di beberapa kos-kosan di sekitar Bukit Duri tetap bersatupadu dalam mengajukan gugatan class-action menuntut keadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan PTUN Jakarta Utara. Dengan sabar mereka bersatupadu dalam menanti keputusan majelis hakim. Mereka semua masih percaya bahwa para penegak hukum akan menegakkan keadilan seadil-adilnya adil sesuai asas kemanusiaan adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia di Tanah-Air-Udara tercinta kita bersama ini. [***]

Penulis adalah pemrihatin nasib para korban penertiban atas nama pembangunan

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya