Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Pembangunan Pulau Terluar Belum Tepat Sasaran

SELASA, 22 NOVEMBER 2016 | 22:37 WIB | LAPORAN:

Kalangan pemerhati kelautan berharap ada evaluasi terhadap pelaksanaan dua tahun tahun Nawacita pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) terkait membangun Indonesia dari pinggiran.

Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Moh. Abdi Suhufan menjelaskan, hal itu penting dilakukan guna mengetahui sejauh mana status dan capaian program terhadap perluasan implementasi dengan jangkauan, sasaran dan indikator program yang lebih terukur.

"Evaluasi ini dimaksudkan dalam rentang waktu tersebut, hambatan dan peluang yang perlu direspon melalui adjustmen skenario dan strategi implementasi pembangunan,” terang dia, Selasa (22/11).


Menurutnya, salah satu perkembangan terkini terkait pembangunan kelautan dan perikanan adalah lahirnya Inpres No. 7/2016 tentang Percepatan Industrialisasi Perikanan. Inpres ini merupakan salah satu upaya akselerasi pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan melalui implementasi Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu berbasis pulau-pulau kecil terluar/perbatasan.

"Pulau-pulau terluar memiliki sejumlah potensi perikanan yang selama ini belum dikelola dengan baik. Pada sisi lain, pulau-pulau kecil terluar memiliki keterbatasan berupa kapasitas pengelolaan, kelembagaan ekonomi mansyarakat dan infrastruktur dasar,” katanya.

Alumnus Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin ini mengungkapkan, masih banyak pulau kecil terluar yang belum mendapatkan sentuhan pembangunan. Salah satunya adalah sarana komunikasi dimana 8 dari 31 pulau terluar sampai saat ini belum mendapatkan akses telekomunikasi.

Disamping itu, lanjut dia, sentuhan pembangunan desa belum dirasakan sebab alokasi dana desa belum dimanfaatkan secara utuh untuk menunjang kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

"Sementara, elektrifikasi yang tersedia belum memungkinkan untuk mendukung berkembangnya kegiatan ekonomi produktif bidang perikanan seperti untuk pabrik es dan coldstorage. Kelembagaan eknomomi desa masih sangat lemah dimana dari 40 desa dampingan di 15 kabupaten lokasi program 2016, belum ada satupun yang memiliki BUMDEs atau Koperasi,” katanya.

Abdi menilai pemerintahan Jokowi-JK perlu memberikan perhatian dan intervensi kebijakan yang lebih kuat untuk mengoptimalkan pembangunan pulau-pulau kecil terluar.

Berdasarkan hal tersebut, DFW-Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan Lokakarya Nasional dengan tema 'Memperluas Jangkauan Program Pembangunan Pulau-Pulau Kecil Terluar’. Acara ini bertujuan sebagai wadah stakeholder dan pemangku kepentingan untuk pertukaran informasi dan gagasan tentang tantangan, peluang dan strategi pembangunan pulau-pulau kecil terluar dan sebagai forum untuk menyusun dan merumuskan agenda dan program pembangunan Pulau-pulau kecil terluar berpenduduk agar semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masayarakat sipil dapat memberikan kontribusi secara signifikan bagi pencapaian target pembangunan nasional.

Dalam kurun waktu 3 tahun ini, lanjut dia, DFW-Indonesia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan telah bekerjasama melakukan pendampingan masyarakat dalam mengelola sarana dan prasarana dasar di pulau-pulau kecil terluar seperti air bersih PLTS dan usaha ekonomi produktif.

"Program ini  telah berhasil mengantarkan menguatnya kapasitas masyarakat desa di pulau terluar dalam pengelolaan infrastruktur pedesaan, berkembangnya kegiatan ekonomi produktif masyarakat dan tersusunya perencanaan desa yang berbasis pulau dengan mengedepankan pengelolaan potensi kelautan dan perikanan,” tambah dia. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya