Berita

Politik

Prahara Ahok Antara Fakta Keserakahan dan Kegagalan Politik Islam

SENIN, 21 NOVEMBER 2016 | 02:51 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Tuntutan penanganan kasus penistaan agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki T. Purnama menjadi "bola liar" disebabkan dua faktor.

Pertama, parpol Islam dan politisi Islam yang berdiaspora ke parpol-parpol  "sekuler" telah gagal mangagregasi dan mengatalisasi kepentingan publik umat Islam,

Di sis lain, fakta keserakahan pemiliki modal yang "bersetubuh" dengan pemilik kuasa politik yang telah membagi-bagi sumber daya ekonomi hingga ke ampas-ampasnya semakin telanjang terlihat. Akhirnya publik pun marah hingga ubun-ubun mendidih.


Demikian disampaikan Mukhaer Pakkanna, ekonom yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ahmad Dahlan Jakarta.

"'Prahara Ahok' adalah kulminasi antara kekecewan fakta keserakahan dan kegagalan katalisator politik Islam," jelas Mukhaer lewat akun Facebook-nya.

Menurutnya momentum ini mendapat justfikasi mengapa kekuatan Front Pembela Islam (FPI) yang dipimpin Habib Rizieq tampil di depan dan mengapa kekuatan Ormas Islam terbesar mengambil 'posisi aman'.

"Jika 'bola liar' ini tidak dikendalikan, cepat atau lambat segera ditumpangi kepentingan asing, disintegrasi bangsa pun lebih cepat akan tiba. Prahara Timur Tengah segera kita sambut... Wallahu a’lam," tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya