Berita

Bisnis

BI: Tidak Benar Ada Palu Arit Di Lembaran Rupiah

SABTU, 12 NOVEMBER 2016 | 14:44 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Bank Indonesia mengklarifikasi rumor yang beredar di media sosial tentang uang kertas pecahan Rp 100.000 keluaran tahun 2014 yang dihiasi lambang "Palu Arit", sebuah simbol identik dengan ideologi dan partai komunis.

Kepala Divisi Penanggulangan Uang Palsu Bank Indonesia (BI), Hasiholan Siahaan, menyampaikan bahwa pada setiap uang kertas Rupiah yang masih berlaku (mulai pecahan Rp 1.000 sampai Rp 100.000 ) terdapat unsur pengaman yang disebut sebagai Rectoverso atau gambar saling isi.

Rectoverso pada uang kertas Rupiah dapat dilihat pada bagian depan uang di sudut kiri atas di bawah angka nominal. Juga pada bagian belakang uang di sudut kanan atas di bawah nomor seri.


Hasiholan menyatakan, Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas di mana pada posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan bagian belakang uang kertas terdapat suatu ornamen khusus seperti gambar tidak beraturan.

Nah, apabila Rectoverso pada uang kertas diterawang ke arah cahaya maka akan terbentuk suatu gambar beraturan.

"Pada setiap pecahan uang kertas Rupiah, Rectoversonya membentuk ornamen lambang BI atau singkatan dari Bank Indonesia," jelas dia.

Sejauh ini Rectoverso adalah unsur pengaman yang sulit dipalsukan. Selain digunakan pada uang kertas Rupiah, unsur pengaman Rectoverso juga digunakan oleh banyak negara, seperti uang kertas Malaysia Ringgit (membentuk ornamen bunga) dan uang kertas Euro (membentuk ornamen nilai nominal).

"Jadi, Rectoverso pada bagian belakang uang kertas Rupiah tahun 2014 adalah tidak benar merupakan ornamen atau lambang Palu dan Arit. Jangan khawatir dengan uang Rupiah kita," terangnya. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya