Berita

Publika

Huru Hara Rezim Lintang Kemukus

JUMAT, 28 OKTOBER 2016 | 04:29 WIB

LINTANG kemukus atau bintang berekor, menurut mitologi kepercayaan sebagian orang Jawa. Kehadiran bintang ini membawa kesialan, pertanda datangnya mara bahaya dan bencana besar, huru hara atau menghadap situasi zaman penuh mala petaka.

Kosa kata lintang kemukus dipopulerkan oleh sastrawan Ahmad Thohari dalam trilogi cerpennya Ronggeng Dukuh Paruk, Lintas Kemukus Dinihari dan Jentera Budaya.

Mencermat situasi nasional saat ini tampaknya bangsa Indonesia dalam mara bahaya akibat dilintasi lintang kemukus.


Terlihat dari kondisi politik dan perekonomian Tanah Air yang carut marut. Kemiskinan semakin meningkat dan rakyat kecil digusur sana sini. Perilaku pemimpinnya korup. Tutur katanya tidak memiliki tata krama, kalam Illahi pun dinistai.

Akibat dari ucapan mulut busuk tadi rakyat berbondong-bondong memprotes. Frekuensi pergerakannya pun terjadi secara meluas di berbagai pelosok daerah. Rakyat berduyun-duyun mendatangi arena aksi dan institusi negara tanpa dimobilisir dengan iming-iming materialisme.

Kesadaran itu timbul didorong dari energi  QS Al Maidah 51. Rakyat telah digerakkan oleh kekuatan yang bersumber dari Maha Kuasa. Datang menyampaikan aspirasi tuntutan agar si penghina Alquran dihukum. Tidak ada hal yang lain. Itu saja.

Tak dinyana betapa jumawanya para penguasa. Bukannya menegakkan hukum dan keadilan, malah sibuk menangkis tuntutan dan menantang. Mengumpulkan jenderal berbintang darat, laut dan udara untuk menandingi energi  QS Al Maidah 51.

Bagai kisah raja Fir'aun dan bala tentaranya ingin menganyang Nabi Musa 'Alaihi Salam dan menghabisi pengikutnya. Mereka lupa bahwa rakyat itu dilindungi Sang Pencipta, triliunan bintang di langit. Sehingga sudah dapat diterka rezim ini akan berakhir tragis karena membawa prahara lintang kemukus.

Wahai kaum tertindas, bangkitlah! Raihlah Kemenangan!

Martimus Amin

Ketua QOMAT (Qomando Masyarakat Tertindas)

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

Dituding Biang Kerok Banjir Sumatera, Saham Toba Pulp Digembok BEI

Kamis, 18 Desember 2025 | 14:13

Kapolda Metro Jaya Kukuhkan 1.000 Nelayan Jadi Mitra Keamanan Laut Kepulauan Seribu

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:56

OTT Jaksa di Banten: KPK Pastikan Sudah Berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:49

Momen Ibu-Ibu Pengungsi Agam Nyanyikan Indonesia Raya Saat Ditengok Prabowo

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:41

Pasar Kripto Bergolak: Investor Mulai Selektif dan Waspada

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:31

Pimpinan KPK Benarkan Tangkap Oknum Jaksa dalam OTT di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:21

Waspada Angin Kencang Berpotensi Terjang Perairan Jakarta

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:02

DPR: Pembelian Kampung Haji harus Akuntabel

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:01

Target Ekonomi 8 Persen Membutuhkan Kolaborasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:58

Film TIMUR Sajikan Ketegangan Operasi Militer Prabowo Subianto di Papua

Kamis, 18 Desember 2025 | 12:48

Selengkapnya