Berita

Presiden Jokowi/Net

Politik

Reklamasi Dilanjutkan, Bukti Pemerintahan Jokowi Dipengaruhi Pemodal

SENIN, 12 SEPTEMBER 2016 | 04:18 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Presiden Joko Widodo harus turun tangan. Dia mesti menjelaskan secara langsung terkait kebijakan reklamasi di teluk Jakarta. Karena sejauh ini menimbulkan keraguan dan kecurigaan.

"Seharusnya Pemerintah Presiden Jokowi (PJ) memberikan kejelasan mengapa keputusan tentang reklamasi tersebut bisa begitu cepat berganti hanya dalam waktu dua bulan setelah RR dicopot," ungkap akademisi yang juga mantan Menristek, AS Hikam, Minggu, 11/9).

"Demikian pula jika perlu harus ada forum publik yang mengkonfrontir dua argumen yang berbeda antara RR Vs LP terkait keputusan reklamasi, sehingga publik tidak terjebak dalam permainan kekuasaan dan keraguan," sambungnya.

Pasalnya, kurang dari dua bulan menjabat Menko Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan, menganulir kebijakan pendahulunya, Rizal Ramli, terkait proyek reklamasi. Luhut mencabut kebijakan moratorium reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta, termasuk mencabut pembatalan reklamasi Pulau G.

Menurut Hikam, jika Presiden Jokowi membiarkan model keputusan seperti ini terjadi, sulit untuk menepis tudingan bahwa pemerintahannya sangat dipengaruhi oleh oligarki pemilik modal dan kekuatan politik.

"Slogan Nawa Cita yang mengutamakan kepentingan rakyat dan kehadiran negara dalam membangun bangsa akan menjadi kehilangan maknanya," ungkapnya.

Sebab, katanya menambahkan, bukankah jika alasan konsistensi yang dipakai Menko Luhut dalam melanjutkan proyek reklamasi Pulau G bisa di-'plesetkan' orang bahwa Pemerintahan Jokowi "konsisten" melanjutkan kebijakan rezim Orba.

Pada Jumat lalu (9/9), Luhut memang menjelaskan salah satu alasan melanjutkan proyek reklamasi karena hal tersebut sudah menjadi kebijakan pemerintahan sebelumnya, yaitu pada masa Orde Baru. Menurutnya, pemerintah saat ini harus konsisten meneruskannya. Hal ini juga untuk menjaga reputasi pemerintah di mata investor.

"Sudah dilakukan assessment dan sampai kesimpulan itu yang terbaik. Karena ini menyangkut reputasi pemerintah. Pemerintah sudah memutuskan reklamasi ini dari jaman Pak Harto. Kita harus konsisten," tandasnya. [zul]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Salaman Andika Perkasa Dicuekin Kapolda Jateng dan Pj Gubernur

Rabu, 25 September 2024 | 11:18

Fufufafa Terobsesi Syahrini: Cetar Membahana

Selasa, 24 September 2024 | 07:34

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

UPDATE

Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Ziarah ke Makam Pahlawan

Jumat, 04 Oktober 2024 | 21:36

Dinilai Mengolok-Olok Gambar Yesus, Ratu Entok Diadukan ke Polda Sumut

Jumat, 04 Oktober 2024 | 21:21

Habib Rizieq Gugat Jokowi Rp 5,2 Triliun, Ini Respons Istana

Jumat, 04 Oktober 2024 | 21:09

Ini Alasan 116 WNI Lebanon Menolak Dievakuasi

Jumat, 04 Oktober 2024 | 21:02

Inflasi Ikut Pengaruhi Kepuasan Masyarakat Atas Kinerja Jokowi

Jumat, 04 Oktober 2024 | 20:31

Agustiar Sabran Banyak Dukungan Karena Tekad Tingkatkan Kesejahteraan

Jumat, 04 Oktober 2024 | 20:27

Tak Tuntaskan Seleksi, Ombudsman RI Pantas Diduga Tersandera Kepentingan Politis

Jumat, 04 Oktober 2024 | 20:20

Perkuat Sinergitas, 4 Jenderal TNI Dianugerahi Bintang Bhayangkara Utama

Jumat, 04 Oktober 2024 | 20:12

Judi Online Picu 10 Kasus Bunuh Diri dan Ribuan Percerian

Jumat, 04 Oktober 2024 | 20:11

Ketua MPR Diduduki Ahmad Muzani, Tanda Gerindra-PDIP Sejalan?

Jumat, 04 Oktober 2024 | 20:05

Selengkapnya