Berita

Tanggul Kali Krukut Jebol yang Diduga Menyebabkan Banjir di Kemang/Net

On The Spot

Tembok Jebol 30 Meter Diganti Beronjong 7 Meter

Setelah Banjir Terjang Kali Krukut Kemang
RABU, 31 AGUSTUS 2016 | 09:18 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Banjir parah menerjang kawasan Kemang, Bangka, Jakarta Selatan, Sabtu (27/8). Dinding rumah warga yang berada tepat di sisi Kali Krukut jebol.

Tiga hari setelah banjir parah, air berangsur-angsur surut. Tidak terlihat lagi genangan yang sebe­lumnya melumpuhkan kawasan permukiman elite di Jakarta Selatan itu. Beberapa mobil yang sebelumnya terendam, bahkan ada yang tenggelam, sudah terangkat.

Kali Krukut yang berada di sisi Taman Kemang sudah mulai dikeruk sejak pagi, kemarin. Satu unit alat berat berupa eska­vator berjenis amphibi melaku­kan pengerukan di sisi kali yang telah tersedimentasi oleh tanah dan rerimbunan pepohonan. Pengerukan juga dilakukan untuk membersihkan sampah dan barang apapun yang menutupi Kali Krukut.

Sepanjang hari kemarin, pengerukan berjalan lancar karena debit air kali tidak terlalu besar, kendati kawasan Kemang diguyur hujan cukup deras.

Di sisi lain, tembok yang jebol mulai ditangani puluhan pekerja dari Dinas Tata Air Jakarta Selatan. Petugas yang mengenakan seragam biru-biru ini, menyusun batu kali ke dalam rangka kawat, sehingga mem­bentuk beronjong.

Jarak beronjong dari aliran kalisekitar lima meter. Sementara, beronjong baru akan dibuat dua tumpuk atau setinggi satu meter, atau setengah dari tembok asli. Selain itu, belum seluruhnya tembok akan tertutup beronjong karena baru tersedia sepanjang tujuh meter. Sedangkan tembok yang jebol panjangnya sekitar 30 meter. Untuk mengurangi rembesan air, dipasang juga tumpukan karung pasir disamp­ing beronjong.

Kepala Seksi Dinas tata Air Kecamatan Mampang, Torkis Tambunan mengatakan, pihaknya telah mengerahkan alat berat untuk mengeruk Kali Krukut. "Baru satu unit yang datang, sedang diper­baiki, ada masalah sedikit. Setelah itu, siap pengerukan hari ini," ujar Torkis di Taman Kemang, kemarin, sebelum pengerukan.

Menurut Torkis, pengerukan untuk normalisasi Kali Krukut rencananya dilakukan di dua titik, di Jalan Taman Kemang 1 dan Jalan Kemang Selatan XII. Pengerukan akan dilakukan selama alat barat dapat mele­wati saluran air. "Masalahnya, beberapa titik terjadi penyempi­tan," sebutnya.

Untuk mengantisipasi banjir, kata Torkis, tahap awal dipasang beronjong setinggi satu me­ter sesuai debit air saat banjir Sabtu lalu. Tercatat lima tembok yang ambruk. Yaitu, di Taman Kemang RT14/01, RT02/10, Jalan Kemang Selatan VIII RT10/02, Jalan Kemang Selatan X RT10/02 dan Jalan Kemang Raya RW 01 atau belakang Hotel Pop.

Sebelumnya, pada Senin (29/8), beberapa Pekerja Harian Lepas (PHL) sibuk memasang puluhan karung pasir di sepa­njang tembok yang jebol di kawasan Taman Kemang. Sisa tembok yang masih berdiri, kon­disinya memprihatinkan karena sudah retak cukup lebar.

Bekas banjir setinggi satu meter juga masih membekas di tembok itu. "Sementara pakai karung pasir, soalnya beronjong berisi batu belum datang," ujar Yanto, salah seorang PHL dari Dinas Tata Air Jakarta Selatan di Tamang Kemang, Bangka, Senin itu.

Berdasarkan pengamatan, tem­bok di kawasan Taman Kemang yang awalnya setinggi 2,5 me­ter, hancur total sepanjang 30 meter. Hanya menyisakan pon­dasi yang rata tanah. Beberapa pekerja sibuk membersihkan bongkahan batu dari sisa tem­bok yang hancur.

Setelah bersih, mereka me­masang beberapa karung pasir berukuran kecil. Karena jumlah karung tidak mencukupi, akh­irnya hanya menutup sebagian kecil tembok yang berlubang di pinggir Kali. "Kalau mau kuat, karung pasirnya harus empat lapis. Sekarang cuma satu lapis karenakurang bahan," sebut Yanto denganwajah pasrah.

Jebolnya tembok di kawasan Taman Kemang cukup wajar karena sedimentasi tanah di Kali Krukut setinggi pondasi tem­bok. Tidak hanya itu, puluhan tanaman dan pepohonan tumbuh subur di tanah yang menutupi sebagian besar Kali Krukut.

Bahkan, lebar sungai di titik itu tinggal sekitar tiga meter den­gan aliran air yang cukup deras dan berwarna keruh. Selain itu, aliran air juga tidak bisa menga­lir dengan deras karena kontur kali yang melewati kawasan Kemang berkelok-kelok melewati gedung-gedung bertingkat yang tumbuh subur.

Yanto mengatakan, rencanan­ya seluruh tembok yang jebol di kawasan Kemang akan ditutup sementara menggunakan beronjong untuk mencegah terulangnya banjir. "Pembetonan menunggu negosiasi antara pe­merintah dengan pengembang," kata pria asal Bogor ini.

Pria yang mengenakan kaos biru ini mengaku telah bekerja keras menutup tembok dengan menggunakan karung pasir se­jak Minggu pagi (28/8) hingga waktu yang belum ditentukan. "Hari Minggu, sejak jam 5 pagi, kami sudah di sini sambil mem­bersihkan sisa-sisa tembok yang roboh," sebut dia.

Demi menutup seluruh tem­bok yang jebol, Yanto mengaku bersama tujuh rekannya bek­erja siang malam tidak kenal lelah agar banjir tidak terulang. "Kami di sini sampai seluruh tembok yang jebol sudah terisi beronjong. Jadi, belum ada batas waktunya," sebut dia.

Kendati demikian, lanjutnya, tembok yang jebol tidak akan di­tutupi seluruhnya dengan beron­jong karena keterbatasan ba­han. "Mungkin hanya setengahtinggi tembok yang ada saat ini," ucapnya.

Menurut Ketua RT14 Taman Kemang, Budi Riyanto, kawasan ini memang sering tergenang ketika turun hujan. Namun, hanya setinggi 40 centimeter dan masih bisa dilalui kendaraan. Tetapi, karena air Kali Krukut meluap, ditambah tembok warga yang berada di perbatasan Kali Krukut jebol, akhirnya terjadi banjir parah. "Padahal, seumur-umur tidak pernah banjir separah kemarin," ucap Budi.

Menurut Lurah Bangka, Dedih Suhada, banjir di wilayah Kemang disebabkan jebolnya lima tembok yang berdiri di sepanjang bantaran Kali Krukut.

"Ada lima tembok yang usianyasudah tua, ambrol tergerus air. Sehingga, air cepat meluap ke permukiman hingga aparte­men dan basement pertokoan," urai Dedih.

Terpisah, Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengaku terus melaku­kan penanganan tembok yang je­bol di kawasan Kemang dengan memasang beronjong untuk sementara.

"Pak Gubernur perintah, malam ini kami akan mobilisasi alat berat. Kami akan start di Kemang Selatan," ujar Teguh di Balaikota Jakarta, Senin lalu.

Namun, Teguh mengaku ke­sulitan memobilisasi alat berat ke kawasan tersebut karena kon­disinya sudah dipenuhi pemuki­man warga. Akhirnya, alat berat yang akan didatangkan hanya berukuran kecil. "Sementara di situ dijadikan embong atau da­nau buatan. Itu lokasinya persis depan kali," urainya.

Pengerukan Kali Krukut, lan­jutnya, akan dilakukan sedalam 1,5 meter saja. Hal itu dilakukan untuk menghindari bangunan yang berada di bantaran kali roboh terkena alat berat.

"Ada sekitar 15 unit alat be­rat dan dump truk kapasitas 6 meter kubik yang akan standby. Seminggu atau dua minggu se­lesai," prediksinya.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Pemkot Jakarta Selatan, Freddy Setiawan menyebut, dampak dari banjir di kawasan Kemang adalah lahan sepanjang 200 meter dari Jembatan Kemang Raya teren­dam. "Bantaran Kali Krukut juga belum dibangun sheet pile atau tanggul pencegah banjir," sebut Freddy.

Latar Belakang
Awalnya, Lebar Kali Krukut 25 Meter, Sekarang Berdiri Hotel Di Pinggir Kali

Banjir yang terjadi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu malam (27/8) sungguh mengagetkan banyak pihak. Pasalnya, kawasan elite tersebuttidak pernah sekalipun terkenabanjir parah. Banjir tersebut mengakibatkan kawasan Kemanglumpuh dan sejumlah mobil terendam. Bahkan, mobil sedan tenggelam. Walhasil, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan penyelidikan atas musibah banjir di kawasan tersebut.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok me­nyebut, banjir di Kemang terjadi karena kawasan tersebut meru­pakan titik cekungan. Sehingga, air sulit untuk mengalir, terutama saat hujan deras.

"Logikanya Jakarta Selatan tinggi, di Jakarta Utara rendah, kalau tidak ada rob, mau datang air berapa pun pasti lewat. Tapi yang masalah, di Kemang bentuk mangkok," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Senin (29/8).

Ahok mengaku akan menye­lidiki peruntukan lahan ban­gunan-bangunan yang ada di bibir Kali Krukut. Tidak hanya perumahan, tetapi juga ada ban­gunan hotel. "Kami lagi selidiki kenapa hotel kok bisa menempel di Sungai Krukut," tandasnya.

Padahal, kata bekas Bupati Belitung Timur ini, awalnya Kali Krukut selebar 25 meter. Namun, kini tersisa lima meter saja. "Ini yang mesti kami bereskan," tegasnya.

Untuk itu, kata dia, Pemprov DKI Jakarta akan melakukan normalisasi kali di kawasan tersebut. Pihaknya akan membebaskan lahan milik warga ter­lebih dahulu, karena warga telah memiliki sertifikat hak milik (SHM). Jadi, saat ini Ahok me­nyatakan tidak bisa membongkar bangunan-bangunan tersebut.

"Itu yang masalah. Ini kan kejadian-kejadian dulu yang berusaha kami perbaiki. Kalau sudah jadi sertifikat, saya tidak mau berdebat gimana dapat ser­tifikatnya," ucap Ahok.

Selain itu, dia mengaku akan meneliti kembali, apakah bangu­nan-bangunan komersial tersebut memiliki kewajiban yang belum dikerjakan. Jika masih ada, maka pihaknya akan segera menagih. "Dia punya kewajiban tidak? Ini mesti diteliti," tandasnya.

Menurut Ahok, usaha pembebasan lahan komersial oleh Pemprov DKI pernah dilakukandi Kemang dua tahun lalu. "Dia tidak mau jual. Terakhir, dia minta di atas harga pasar. Kalau di atas harga pasar, masuk penja­ra saya," ucap Ahok. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

DPRD Kota Bogor Berharap Sinergitas dalam Perayaan HUT ke-79 TNI

Minggu, 06 Oktober 2024 | 23:47

Pram-Rano Komitmen Sehatkan Mental Warga Jakarta Lewat Ini

Minggu, 06 Oktober 2024 | 23:23

IKA Unpad Rekomendasikan 4 Calon Menteri Prabowo-Gibran

Minggu, 06 Oktober 2024 | 22:23

Dukung Egi-Syaiful, Partai Buruh Berharap Ada Kenaikan Upah

Minggu, 06 Oktober 2024 | 22:17

Mega-Prabowo Punya Koneksi Psikologis dan Historis

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:56

KPK OTT di Kalimantan Selatan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:14

Dharma Pongrekun: Atasi Kemacetan Jakarta Tidak Bisa Hanya Beretorika

Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:11

Pram dan Rano akan Perhatikan Kesejahteraan Guru Honorer agar Tidak Terjerat Pinjol

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:54

Suswono Kehabisan Waktu Saat Pantun Penutup, Langsung Dipeluk RK

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:42

Badai PHK Ancam Jakarta, Pram-Rano Bakal Bikin Job Fair 3 Bulan Sekali

Minggu, 06 Oktober 2024 | 20:30

Selengkapnya