Berita

Politik

Akom: Lembaga Antikorupsi Harus Garang Perangi Korupsi

SELASA, 30 AGUSTUS 2016 | 16:19 WIB | LAPORAN: FEBIYANA

Lembaga antikorupsi seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian dan Kejaksaan harus lebih garang dan efektif dalam memberantas korupsi yang sudah menjadi endemik di Indonesia.
 
"Saya atas nama DPR RI juga ingin menyampaikan apresiasi atas keberadaan dan kerja luar biasa dari KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan Agung dalam memberantas korupsi di Indonesia. Lembaga-lembaga ini dibangun dengan harapan bahwa lembaga anti-korupsi ini dapat secara efektif dan garang memerangi korupsi endemik di Indonesia,” jelas Ketua DPR RI, Ade Komarudin dalam menyampaikan pidato pembukaan Workshop on Development Effectiveness to Implement the SDGs di Kompleks DPR RI, Selasa (30/8).

Pasalnya, dirinya menilai korupsi sudah jadi musuh bersama di Indonesia. Sehingga, perlawanan terhadap kejahatan korupsi merupakan bagian dari kampanye pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang akuntabel.

"Di bawah komando tiga lembaga hukum tersebut serta didukung parlemen dan Global Organization of Parliamentarians Againts Corruption (GOPAC) Indonesia Chapter, pemberantasan korupsi diharapkan bisa suskes," jelasnya.

Meski diakuinya GOPAC Indonesia tidak memiliki payung hukum dalam pemberantasan korupsi, tetapi dia meyakini bahwa nilai-nilai yang ada di dalamnya dapat meningkatkan semangat bersama untuk memberantas korupsi.
 
"Saya percaya, meskipun GOPAC Indonesia Chapter tidak memiliki kewenangan hukum dalam melawan korupsi, namun Chapter tersebut memiliki nilai-nilai dan semangat yang sama dengan para penggiat anti-korupsi untuk mengakhiri korupsi endemik di Indonesia,” demikiam Ade.

Turut hadir pula dalam acara antara lain, Ketua GOPAC Indonesia, Fadli Zon Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Bambang Brojonegoro, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo, para Anggota Parlemen dari Malaysia, Timor-Leste, Thailand, Myanmar, Laos, Bangladesh, Nepal, Sri Lanka dan Maroko, perwakilan United Nations Development Program (UNDP), dan Westminister Foudation for Democracy (WFD). [sam]

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya