Ahok bersama relawan dan partai pendukung/Net
Sebagai sesama partai pendukung Basuki T. Purnama, Partai Hanura tak mempersoalkan sikap Nasdem dan Golkar soal penentuan siapa yang akan mendampingi cagub incumbent yang akrab disapa Ahok tersebut.
Nasdem ngotot cawagub Ahok adalah Heru Budi Hartono. Karena Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) itu sudah dipilih Ahok saat sebelumnya hendak maju dari jalur perseorangan.
Sedangkan Golkar menyodorkan beberapa nama kepada Ahok untuk dipilih sebagai cawagub. Dua di antaranya, Heru dan Djarot Saiful Hidayat, Wagub DKI yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan.
"Silakan, sah-sah saja," ujar Ketua DPP Partai Hanura Sarifuddin Sudding kepada
Kantor Berita Politik RMOL pagi ini.
Namun, sebagai partai paling besar di antara ketiga partai pendukung Ahok, Hanura mengingatkan agar Ahok jangan ditekan-tekan. Sesuai sikap Hanura, berikan kebebasan kepada Ahok untuk menentukan pendampingnya.
"Saya kira partai pendukung, jangan ada semacam tekanan teradap Ahok dalam memlih pendamping. Berikan kebebasan. Ini juga dalam rangka agar yang bersangkutan dapat merealisaikan visi-misinya nanti," tegas anggota Komisi III DPR ini.
Meski menyerahkan kepada Ahok, Hanura sendiri memang menilai kebersamaan dengan Djarot Saiful Hidayat layak dilanjutkan. "Saya kira cukup bagus antara Ahok dengan Djarot dalam mempinin. Kita harap bisa dilanjutkan. Semoga PDIP memberikan restu. Jadi sama-sama dalam mendukung Ahok dan Djarot," demikian Suding.
Basuki T. Purnama didukung Hanura, Nasdem dan Golkar. Kursi ketiga partai tersebut di DPRD DKI Jakarta cukup sebagai syarat untuk mengusung Ahok. Mengingat gabungan tiga partai itu memiliki 24 kursi, lebih dari 22 kursi syarat minimal. Hanura memiliki 10 kursi, Golkar 9 kursi dan Nasdem 5 kursi.
[zul]