Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) mendukung sistem belajar mengajar full day school seperti yang dilontarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
"Kami dukung gagasan Mendiknas ini karena setiap kebijakan yang dibuat pasti ada manfaatnya, tinggal bagaimana meminimalisir dampak negatif dengan konsep yang lebih komprehensif," ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat GPII Karman BM (Jumat, 12/8).
Apalagi kata dia, sistem sekolah sehari penuh sudah diterapkan lama di Indonesia. Bahkan banyak sekolah yang menggunakan sistem inap atau tinggal di sekolah. "(
Full day school) Bukan barang baru. Kita banyak kenal boarding school, ada juga pesantren," tukasnya.
Menurutnya, kegiatan dalam
full day school tersebut bisa menjadi ajang revolusi mental yang menjadi jargon Pemerintah Jokowi. Karena dalam
full day school, tidak melulu belajar, tapi dikombinasikan dengan ekskul dan kegiatan positif lainnya.
"Jepang dan Korea Selatan yang menerapkan model
full day school ini terbukti sukses menghasilkan SDM yang handal," ucapnya.
Namun dia mengakui penerapan
full day school tidak bisa serta merta dilaksanakan di semua wilayah Indonesia. [Baca:
Mendikbud: Full Day School Bukan Berarti Sekolah Seharian]
Full day school ini cocok untuk kota-kota besar karena bisa mengurangi efek negatif pergaulan anak muda dan generasi dunia maya.
"Untuk daerah pedesaan atau pelosok, situasi tertentu dan faktor kedaerahan lainnya, bisa gunakan konsep seperti sekarang dengan mempertimbangkan kearifan lokal," tandasnya.
[zul]