Berita

Pius Ginting/Net

Konsolidasi Kebijakan Pro Kapital Dan Militeristik Oleh Reshuffle Jokowi

KAMIS, 04 AGUSTUS 2016 | 07:37 WIB | OLEH: PIUS GINTING

PERJUANGAN buruh, petani, aktivis lingkungan kian berat. Presiden Jokowi kian menerapkan disiplin ekonomi kapitalisme dengan militerisme. Menteri yang menghambat kapital diganti.

Dalam pergantian pertama dulu, Andrinof Chaniago (mantan Menteri PPN) berusaha menghambat rel kereta api batubara Kalimantan, diganti. Terakhir ini, Rizal Ramli (mantan Menko Kemeritiman) yang menghambat laju reklamasi Teluk Jakarta, diganti

Kian mengkawatirkan lagi, perjuangan penolakan reklamasi adalah, Menko Kemaritiman yang baru Luhut B Panjaitan selalu mendukung kapital sawit akan membuat penolakan reklamasi kian sulit.

Dan masuknya Wiranto sebagai Menko Polhukam yang punya catatan pelanggaran HAM dan tindakan militerisme di Timor Leste dan tahun 1998 mengkawatirkan rakyat yang mengendaki ruang demokrasi dibuka lebar, di tingkat makro negara hingga tingkat mikro di lantai pabrik, di kebun dan ruang kerja termasuk di ruang kerja kantor LSM.

Istilah aktivis menghadirkan negara menjadi tragis. Karena negara akan selalu dan kian hadir untuk investasi dan menggunakan perangkat hukum dan kekerasan bagi rakyat yang mempertahankan ruang hidup, kebaikan lingkungan dari rutinitas dan ekspansi akumulasi modal.

Adalah kesalahan masyarakat sipil mengendorkan perlawanan dan mobilisasi rakyat pada masa awal Jokowi ini.

Kita membutuhkan gerakan dan alat perlawanan rakyat yang bisa membuat perlawanan rakyat meluas. Gerakan Tolak Reklamasi Bali adalah contoh, dan bagaimana meluaskannya, dan mentransformasikannya menjadi kekuatan politik rakyat. Skala nasional.

Semoga konsolidasi masyarakat sipil terjadi. [***]

Penulis adalah pemerhati politik lingkungan

Populer

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

UPDATE

Polri Gandeng INASSOC Sosialisasikan Aturan Penggunaan Airsoft Gun

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:34

Wamenkop Ferry Juliantono Ingin Gapoktan Naik Kelas

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:33

Kontrol Sipil ke Militer Harus Objektif, Jangan Pragmatis

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:23

Warga Jakarta Diminta Waspada Cuaca Ekstrem

Jumat, 14 Maret 2025 | 15:12

Hasto Siap Sampaikan Eksepsi Pekan Depan

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:51

Sidang Perdana Duterte di ICC, Momen Bersejarah bagi Keadilan Internasional

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:30

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Ibu dan Anak di Tambora

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:23

Anggaran Makan Bergizi Gratis Naik dari Rp71 Triliun Jadi Rp171 Triliun

Jumat, 14 Maret 2025 | 14:17

Pengamat: Bagaimana Mungkin Seorang Teddy Dilantik jadi Seskab?

Jumat, 14 Maret 2025 | 13:59

Korsleting Baterai Jadi Penyebab Kebakaran Air Busan

Jumat, 14 Maret 2025 | 13:54

Selengkapnya