Berita

tantowi yahya/net

Tantowi Yahya Gelisah Dengan Investasi China

SENIN, 18 JULI 2016 | 07:45 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Investasi dan pemberian utang besar China ke banyak negara di Asia, Afrika dan Eropa akhir-akhir diyakini sebagai bagian dari rencana besar negeri tirai bambu tersebut untuk menjadikan negara-negara di tiga kawasan itu sebagai pasar, lapangan pekerjaan dan koloni.

"Disadari atau tidak, kita sudah merasakan itu. Neraca perdagangan mereka dengan kita selalu surplus, sementara posisi kita tidak pernah beranjak dari minus," kata anggota Komisi 1 DPR dari Fraksi Partai Golkar, Tantowi Yahya, dalam keterangan beberapa saat lalu (Senin, 18/7).

Menurut Tantowi, beragam persyaratan non-tarif mereka terapkan di berbagai produk andalan Indonesia dalam rangka menjaga neraca perdagangan yang pincang buat Indonesia.  Sementara di sisi lain, produk mereka melenggang bebas di Indonesia. Dan sudah bukan rahasia umum, Indonesia kebanjiran tenaga kerja tidak terampil uuntuk diperkerjakan di berbagai proyek yang mereka biayai. Influx tenaga kerja dalam jumlah besar bisa ini tentu saja berimplikasi pada keamanan negara.


"Siapa yang bisa menjamin, di tengah lemahnya sistem pengawasan kita, setelah selesainya proyek-proyek tersebut, mereka akan kembali ke negaranya? Pernahkah kita berpikir sebagai unskilled worker, gaji atau upah mereka logisnya tentu tidak besar pula. Lantas mengapa mereka mau meninggalkan negaranya jauh-jauh untuk upah yang kecil? Bahwa tujuan mereka kesini bukan semata untuk bekerja, bisa-bisa saja kan?" jelas Tantowi.

"Kemarin dan hari ini kita dihebohkan oleh berita di dalam tiang-tiang pancang yang kita impor dari China untuk keperluan proyek-proyek mereka disini, disusupi narkoba dalam jumlah besar. Tidak pernah dibayangkan oleh BNN, bahwa bahan keperluan bangunan untuk proyek-proyek yang kita butuhkan dijadikan carrier barang-barang terlarang. The other side of aid," sambung Tantowi lagi.

Tantowi yakin, hal ini juga akan berdampang pada bidang lainnya, seperti bidang hubungan luar negeri. Ia merasakan betul kegalauan pemerintah dalam bersikap kepada China terkait Putusan Mahkamah Arbitrase Internasional yang mengabulkan gugatan Filipina dan tidak memenangkan klaim China dalam sengketa Laut China Selatan.

"Kita memang sudah mengeluarkan pernyataan namun masyarakat menilai kita terlalu soft. Sikap China yang ngotot tidak akan mematuhi putusan Pengadilan yang melandaskan putusannya pada Unclos 1982, konvensi hukum laut yang juga mereka tandatangani semestinya disikapi dengan lebih tegas namun tetap dalam tone yang tidak berpotensi merusak hubungan baik yang sudah terbina," ungkap Tantowi.

Tantowi memastikan klaim China tidak mempunyai dasar yang kuat. Wajar dan memang seharusnya PCA memenangkan gugatan Filipina.

"Sebagai salah satu negara yang mengikatkan diri pada konvensi tersebut, pemerintah kita tentu memahaminya. Mengapa kita tidak bisa lebih tegas, tentu bisa pula kita pahami. Tidak ada makan siang gratis," demikian Tantowi. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya