Laksamana Madya Ari Soedewo:net
Meski ABK (Anak Buah Kapal) dan kapal Indonesia sempat disÂandera di perairan Tawi-Tawi, Filipina April lalu, namun laut Indonesia justru sudah dinyatakan aman, tak ada perompakan. Yang ada hanya tindak kriminal laut. Itu pun mampu diatasi di bawah koordinasi Badan Keamanan Laut (Bakamla). Berikut wawanÂcara Rakyat Merdeka dengan Kepala Bakamla, Laksamana Madya Ari Soedewo.
International Maritime Bureau (IMB) menyebut laut Indonesia paling rawan perÂompakan di dunia sejak 2012 hingga 2014?
Tidak benar itu, justru kawasan laut Indonesia paling aman. Kan tingkat kejahatan di laut, termasuk sekarang sudah menurun. Saya juga tidak setuju istilah peromÂpakan. Yang ada hanya tindak kriminal, seperti penyeludupan manusia, illegal fishing, perdaganÂgan manusia, dan sejenisnya.
Anda bilang perairan Indonesia paling aman, sementara IMB bilang laut Indonesia tidak aman, tindak kriminal laut bertambah…
Anda bilang perairan Indonesia paling aman, sementara IMB bilang laut Indonesia tidak aman, tindak kriminal laut bertambah…
Di kawasan Asia Tenggara, kita bisa dilihat kan? Bila ada yang mengatakan tindak krimiÂnal laut meningkat, harus spesiÂfik, di mana?
Katanya di Selat Malaka, Laut China Selatan?Kan Indonesia tergabung dalam International Maritime Organization (IMO), jadi perÂcaya saja data IMO saja lah. IMB kan swasta tuh, dia selalu memojokkan Indonesia.
Kenapa?Misalnya IMB bilang ada perÂompakan di Indonesia. Padahal nggak ada. Bukan perompakan, hanya tindak kriminal. Saya tidak tahu motif mereka (IMB).
Jadi misal ada kapal negara lain masuk Indonesia, lalu ada pedagang menawarkan sesuatu, ini ada yang menganggap merÂeka diganggu. Padahal di Mesir juga begitu. Ketika mereka keluar dari Tanjung Priok, baru dia lapor ke IMB, misalnya dia kehilangan jam.
Untung rentangan kapan laut Indonesia sudah diangÂgap aman?Sekitar lima tahun terakhir lah. Kecuali satu yang di Filipina (penyanderaan ABK dan kapal Indonesia-
red) itu.
Kasus di Filipina kemarin apa tergolong fenomena baru?Ya, baru. Selama ini mereka tidak pernah punya cataÂtan mengganggu kapal-kapal Indonesia. Kapal negara lain yang malah diganggu.
Kenapa?Kita sudah kerajasama dengan Filipina, dan Filipina merupaÂkan salah satu dari 20 negara perkumpulan Pasukan Penjaga Pantai (
Cost Guard).
Kenapa kemarin Indonesia tiba-tiba diganggu?Nggak tahu, mungkin Abu Sayyaf lagi kekurangan duit? Hehe. Kan kalau kucing kelaÂparan, apa saja yang tidak biasa dia makan bisa dimakan?
Apa sekarang Indonesia melakukan pengamanan khusus di kawasan Tawi-Tawi (Filipina), mungkin berkoorÂdinasi dengan Filipina?Kita sekarang mengawasi semua kawasan yang mungkin rawan tindak kejahatan di laut, mengawasi perbatasan masing-masing, unsur AL juga
Coast Guard.Apa dalam 10 tahun ke deÂpan laut Indonesia akan tetap jadi yang paling aman?Kita tentu tidak bisa meramal, tapi kita selalu waspada. Karena keamanan bukan berarti selalu 'zero' lho, tapi nyaman saat dileÂwati. Ini juga karena Bakamla.
Butuh berapa lama Indonesia benar-benar bisa punya Coast Guard?Semangatnya sih lima taÂhun, tapi kita lihat anggaran dan prioritas. Apalagi karena Indonesia punya banyak "pintu" perbatasan (multi-
doors).
Berapa besar kekuatan Bakamla sekarang?Sekitar 700 personel.
Berapa kekuatan idealnya? Kita punya program hingga 2025 memiliki sekitar 2.000 personel.
Bagaimana dengan kekuaÂtan armada Bakamla?Sekarang ada 21 kapal, hingga 2025, kami butuh antara 47 hingga 49 kapal lagi.
Pangkalan Bakamla di maÂna saja?Ada tiga, di Timur, Barat, Tengah.
Bagaimana sebenarnya tuÂgas Bakamla, apa juga mengambil alih tugas TNI AL saat membasmi tindak kriminal di laut?Tergantung kasusnya. Kita patroli berbagi, seperti dengan Satpolair, KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan), Bea Cukai, dan yang lainnya. Ketika kita menangani perkara yang buÂkan kewenangan baik Bakamla atau AL, kita serahkan kepada yang berwenang untuk menyidik. ***