Berita

foto:net

On The Spot

Kendaraan Pribadi Masih Gampang Masuk Busway

Kurang Petugas Dan Palang Pintu
KAMIS, 16 JUNI 2016 | 09:03 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan pengetatan sterilisasi busway sejak Senin (13/6). Tapi, masih banyak pengendara motor dan mobil pribadi yang menggunakan lajur Bus Transjakarta itu.

Hari menjelang sore. Jam menunjukkan pukul 14.00 WIB. Ratusan kendaraan berjalan merayap menuju arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Selasa siang (14/6) itu.

Kepadatan semakin parah saat melewati separator busway di depan Masjid Pondok Indah. Melihat kendaraan tidak bergerak, beberapa pengendara sepeda motor celingukan ke kanan dan ke kiri. Setelah yakin tak ada polisi yang berjaga, be­berapa pengendara motor menerobos busway dan menarik gas sekencang kencangnya.

Berdasarkan pengamatan, busway koridor 8 jurusan Lebak Bulus-Harmoni belum sepenuh­nya steril. Masih ada pengendara mobil dan motor yang melewati jalur terlarang bagi kendaraan pribadi tersebut. Namun, se­bagian besar kendaraan patuh aturan dan bermacet-macet ria.

Senada, busway koridor 9 Pluit-Pinang Ranti yang mele­wati Jalan Gatot Subroto juga be­lum sepenuhnya steril. Beberapa motor dan mobil masih nekat menyerobot demi menghindari kemacetan.

Padahal, sanksi bagi para penerobos busway cukup berat. Polisi akan memberikan tilang slipbiru, dan pelanggar mesti membayar denda melalui trans­fer sebesar Rp 500 ribu.

Begitu juga dengan koridor 1 jurusan Blok M-Kota. Lajur prioritas sterilisasi busway ini, juga belum sepenuhnya steril. Masih banyak pengendara yang menyerobot lajur ini, karena jalan tersebut sedang dibangun jalan layang Ciledug-Tendean. Seluruh kendaraan terpaksa menggunakan satu lajur yang juga digunakan Transjakarta.

Setelah melewati CSW dan berbelok ke kanan melalui Jalan Sisingamangaraja, busway kem­bali bercampur dengan lajur kendaraan lainnya, karena ada pembangunan mass rapid tran­sit (MRT). Setelah itu, laju Transjakarta kembali tertahan di lampu merah Bundaran Senayan. Setelah itu, busway baru benar-benar steril dari kendaraan lain hingga Bundaran HI.

Selepas Bundaran HIhingga Sarinah, busway tidak steril lagi akibat jalan terpakai untuk pem­bangunan MRT. Setelah Sarinah, perjalanan hingga Kota kembali normal.

Belum Maksimal

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengakui, sterilisasibusway belum maksimal. Pasalnya, masih banyak pengguna kendaraan pribadi yang berani menerobos busway.

"Masih ada pelanggaran-pe­langgaran yang kita temukaan. Ada sekitar 274 pelanggaran, dan dilakukan penilangan," ujar Awi di Polda Metro Jaya pada hari kedua sterilisasi itu.

Masih terjadinya pelanggaran tersebut, kata Awi, karena belum semua busway dipasangi sepa­rator tinggi dan palang pintu. "Yang paling efektif koridor 1, 3, kemudian 4, 5, 6, 9," sebutnya.

Belum lengkapnya prasarana dan sarana pendukung busway, menurut Awi, menyebabkan kendaraan pribadi masih bisa masuk ke busway.

Terpisah, Dirut PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, pihaknya akan memasang 120 portal manual di lajur Transjakarta untuk menunjang sterilisasi ini. Selain itu, 500 personel akan disebar di titikmasuk busway.

"Sementara pakai cara manual untuk tutup di ujung-ujungnya," ujar Budi di Jakarta.

Menurut Budi, beberapa putaran balik atau U-turn di busway juga akan ditutup, se­hingga gangguan terhadap lalu lintas Bus Transjakarta bisa berkurang. "Jadi, tidak ada lagi putaran yang jaraknya pendek," ucapnya.

Budi menambahkan, PT Transjakarta juga melibatkan 375 petugas untuk mengamankan busway. Mereka secara bergan­tian melakukan sterilisasi bus­way bersama petugas gabungan dari Dishubtrans DKI dan Polda Metro Jaya.

Meski belum steril betul, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku senang dengan pelak­sanaan sterilisasi busway ini. "Lumayan laporannya. Kita ber­terima kasih kepada kepolisian yang langsung tilang biru," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta.

Kendati begitu, Ahok memberi catatan kepada PT Transportasi Jakarta untuk menambah pa­lang di pintu-pintu masuk lajur Transjakarta, sehingga penera­pan sterilisasi ini efektif. Selain itu, lanjut dia, minimnya petugas juga menjadi catatan.

Menurutnya, jika dua poin ini dijalankan, sterilisasi busway akan efektif. "Kita evaluasi, petugas kurang. Selain itu, mung­kin kita segera pasang palang lagi," ucap Ahok.

Latar Belakang
Mesti Steril Agar Masyarakat Beralih Ke Bus Transjakarta

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai melakukan sterilisasi busway pada Senin (13/6). Selain un­tuk Bus Transjakarta, busway hanya diperbolehkan untuk mobil dengan pelat nomor RI atau milik menteri. Tapi, syaratnya untuk rapat dengan presiden.

Selain itu untuk evakuasi seperti ambulan dan mobil pe­madam kebakaran. Sementara, mobil berpelat RFS, mobil milik TNI, Polri dan diplomat dilarang melintasi busway.

Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta Andri Yansah menyatakan, cara yang paling efektif untuk meminimalisir jumlah kendaraan yang me­nyerobot busway adalah meng­gunakan teknologi.

Di Setiap pintu perlintasan, kata Andri, seharusnya dipasang palang otomatis atau alat deteksi, semacam radio frequen­cy identification (RFID) atau identifikasi frekuensi radio.

Sehingga, lanjut dia bila ada kendaraan yang nekat melintas di busway, akan terekam secara otomatis di catatan pelangga­ran lalu lintas.

"Saya sudah meminta Transjakarta untuk melakukan seperti itu," ujar Andri.

Menurut Andri, masyarakat tidak mau berpaling meng­gunakan transportasi umum bila busway belum steril. Namun sebaliknya, kata dia, jika transportasi massal DKI, khususnya

Transjakarta telah berjalan baik, maka masyarakat akan memilih naik bus. "Kalau sudah steril, Insya Allah masyarakat mau pindah. Mendingan naik bus yang aman, nyaman dan waktunya pasti," tandasnya.

Sementara, Wakil Kepala Dishubtrans DKI Jakarta Sunardi Sinaga mengimbau se­tiap personel yang diturunkan, agar tidak gentar menegakkan aturan yang berlaku.

"Yang boleh itu kendaraan petugas yang patroli, seperti Polantas, mobil Dishub, itu pun tugas membantu sterilisasi," sebut dia.

Selain itu, kata Sinaga, kendaraan ambulan yang mengangkut pasien, kendaraan penanggulangan bencana alam, pemadam kebakaran, mobil tahanan. "Kemudian, kebijakan baru itu berpelat RI yang ter­desak, misal karena waktu," tutupnya. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jelang Lengser, Jokowi Minta Anak Buah Kendalikan Deflasi Lima Bulan Beruntun

Senin, 07 Oktober 2024 | 10:00

Kekerasan Terhadap Etnis Uighur Ubah Hubungan Diplomatik di Asteng dan Astim

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:57

Zulhas Janji akan Kaji Penyebab Anjloknya Harga Komoditas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:49

2 Wanita ODGJ Hamil, Kepala Panti Sosial Dituding Teledor

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:46

Hubungan Megawati-Prabowo Baik-baik Saja, Pertemuan Masih Konsolidasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:36

Pasar Asia Menguat di Senin Pagi, Nikkei Dibuka Naik 2 Persen

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:30

Riza Patria Minta Relawan Pakai Medsos Sosialisasikan Program

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:29

Penampilan 3 Cawagub Dahsyat dalam Debat Pilkada Jakarta

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:26

Aramco Naikkan Harga Minyak Mentah Arab Light untuk Pembeli di Asia

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:17

PDIP Ingatkan Rakyat Tak Pilih Pemimpin Jalan Pintas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:16

Selengkapnya