Berita

Ketua Komisi VIII: Penggunaan Rupiah Dalam BPIH Memudahkan Jamaah Haji

RABU, 18 MEI 2016 | 14:30 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Penetapan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun ini menggunakan mata uang rupiah, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya memakai dolar Amerika Serikat.

Menurut Ketua Komisi VIII DPR Saleh P. Daulay penggunaan mata uang rupiah ini akan lebih memudahkan jamaah. Karena jamaah tidak tergantung lagi dengan fluktuasi kurs dollar.

"Tahun lalu itu, kita tetapkan USD 2.717 dengan kurs Rp 12.500. Pada saat jamaah melunasi, mungkin dua bulan setelah ditetapkan, kurs dollar naik menjadi Rp 13.400. Yang dibayarkan jamaah tentu lebih besar daripada ketika ditetapkan. Biasanya, jamaah akan membayar lebih mahal," ucap Saleh (Rabu, 18/5).

"Tahun ini, kita menetapkannya dalam mata uang rupiah. Artinya, kalau sekarang ditetapkan Rp 34 juta, maka kapan pun jamaah melakukan pelunasan, angkanya tetap seperti itu. Kebijakan ini tentu sangat membantu jamaah," sambung politikus PAN ini.

Dia menjelaskan penetapan BPIH dalam mata uang rupiah sebetulnya mengacu pada UU 7/2011 tentang Mata Uang. Di dalam pasal 21 disebutkan bahwa setiap transaksi yang bertujuan untuk pembayaran di wilayah Republik Indonesia harus menggunakan mata uang rupiah.

Artinya, Garuda dan Saudi Airline yang selama ini dibayar dalam mata uang dollar, sekarang harus menerima pembayaran dalam bentuk rupiah. Pasalnya, transaksi untuk pembayaran biaya transportasi udara jamaah dilakukan di Indonesia.

"Kalau pihak penerbangan tentu lebih senang dibayar dalam dollar. Apalagi, komponen biaya penerbangan biasanya selalu pakai standard dollar. Tapi dengan ketentuan UU tadi, mereka harus tunduk. Ini sekaligus juga bertujuan untuk melindungi mata uang rupiah kita," ulas Saleh.

Selain memudahkan jamaah, penetapan BPIH dalam mata uang rupiah diyakini juga akan mempermudah pemerintah untuk membuat laporan keuangan penyenggaraan haji. Sebab, selisih kurs yang sering menjadi kendala dalam laporan tidak begitu krusial lagi. Kalaupun ada, hanya selisih kurs riyal yang dibayarkan untuk kebutuhan jamaah selama di Saudi.

"Kalau kurs riyal kan lebih stabil. Paling ada selisih sekitar 100 sampai 200 rupiah. Beda dengan dollar Amerika, selisihnya bisa mencapai 9.000 sampai 10.000 ribu rupiah," tandas mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.[zul]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Survei INSTRAT: RK-Suswono Unggul Jelang Pencoblosan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Eksaminasi Kasus Mardani Maming, Pakar Hukum: SK Bupati Tidak Melanggar UU

Minggu, 06 Oktober 2024 | 14:02

Isran-Hadi Tingkatkan Derajat Wanita Kalimantan Timur

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:43

Maroko Bantah Terlibat dalam Putusan Pengadilan Uni Eropa Soal Perjanjian Pertanian dan Perikanan

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:25

FKDM Komitmen Netral di Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:21

Ariyo Ardi dan Anisha Dasuki Jadi Moderator Debat Perdana Pilkada Jakarta

Minggu, 06 Oktober 2024 | 13:18

Aliansi Rakyat Indonesia Ajak Warga Dunia Dukung Kemerdekaan Palestina

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:58

Serangan Israel di Masjid Gaza Bunuh 18 Orang

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:49

Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Peran Ekonomi Rakyat

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:28

Pertemuan Prabowo-Megawati Tak Perlu Didorong-dorong

Minggu, 06 Oktober 2024 | 12:18

Selengkapnya