Walau panjang dan bertatih-tatih, langkah Partai Golkar mewujudkan mimpi rekonsiliasi akhirnya berujung pada kesepakatan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa pada 15 Mei mendatang di Bali.
Memang upaya rekonsiliasi Partai Golkar sempat diwarnai campur tangan pemerintah lewat dua tokoh senior Golkar yang duduk di eksekutif, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Luhut. Namun, Munaslub tidak akan pernah terjadi jika kedua tokoh yang berseteru, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono, berhasil meredam ambisi kekuasaanya dan menjadi lebih dewasa dalam politik.
Kini, enam nama sudah disahkan panitia Munaslub sebagai calon ketua umum yang akan berlaga di Bali.
Mereka adalah Ade Komarudin (51), Airlangga Hartarto (53), Aziz Syamsuddin (45), Mahyudin (45), Priyo Budi Santoso (50), dan Setya Novanto (59). Harus diakui,mereka memiliki kapasitas intelektual, kemampuan politik dan jam terbang yang membuatnya pantas masuk bursa calon. Kemunculan dua calon di usia 40-an juga membuktikan kaderisasi di Partai Golkar selama ini berjalan cukup baik.
Tapi, terlepas dari konstelasi menjelang Munaslub, yang pasti kejadian politik apapun di tubuh partai beringin selalu menarik untuk dibicarakan oleh berbagai kalangan, mulai dari kalangan elite, pemerhati politik, aktivis, sampai masyarakat awam.
Karena itulah, Kantor Berita Politik RMOL akan menggelar diskusi Front Page dengan mengangkat tema "Jalan Panjang Rekonsiliasi Golkar". Jika tak ada aral melintang, diskusi akan digelar esok hari, Minggu 8 Mei 2016, di Restoran Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, tepat pukul 12.00 WIB.
Para pembicara tak hanya akan membahas bagaimana Golkar mampu survive dari badai konflik internalnya, tetapi juga akan menganalisa lebih jauh bagaimana nasib mimpi rekonsiliasi, peta pertarungan para calon ketua umum, arah politik Golkar di tangan ketua umum baru dan seperti apa hubungan kepartaian Golkar dengan partai-partai pemerintah saat ini.
[ald]