Ketua Umum PBNU, Prof. DR. KH. Said Aqil Siradj akan melantik Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi DKI Jakarta di Pondok Pesantren Al-Itqon, Jalan H. Selong, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat pada pada Kamis (5/5) mendatang.
Pengurus yang akan dilantikan ini merupakan hasil Konferensi PWNU DKI Jakarta yang digelar pada 25-26 Maret 2016 lalu di Taman Mini Indonesia Indah. Pada konferensi tersebut, terpilih sebagai Rais Syuriah adalah KH. Mahfudz Asirun yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Al-Itqon dan terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah adalah Dr. H. Saefullah M.Pd, yang saat ini menjabat Sekda DKI Jakarta.
Acara pelantikan yang mengangkat tema "Kembali ke Pesantren: Menyebarkan Islam yang Damai dan Toleran" akan dihadiri oleh jajaran pengurus PWNU DKI Jakarta dan tamu undangan, baik dari kalangan ulama, tokoh masyarakat dan pejabat di wilayah DKI Jakarta.
"Pelantikan sengaja diadakan di pondok pesantren dalam rangka mengingatkan pentingnya peran pesantren dalam pembinaan pendidikan masyarakat. Pesantren merupakan simbol keilmuan, kesederhanaan, ketulusaan dan ketaatan pada kiai. Dari pesantren disebarkan ajaran Islam yang sejuk, damai dan toleran demi menciptakan kehidupan yang nyaman dan damai di Indonesia, khususnya di wilayah DKI Jakarta," ujar Panitia Pelantikan dan Mukerwil, H. Taufik Damas Lc.
Acara pelantikan ini akan dilanjutkan dengan Musyawarah Kerja (Muker) Pengurus PWNU DKI Jakarta yang diselenggarakan di Hotel Grand Cempaka Jakarta Pusat pada tanggal 5-6 Mei 2016. Muker ini akan merumuskan beberapa keputusan penting organisasi, baik yang bersifat internal atau yang bersifat eksternal, sebagai tindak lanjut dari hasil Konferensi PWNU DKI Jakarta pada tanggal 25-26 Maret 2016 di Taman Mini Indonesia Indah.
Ada empat komisi dalam muker tersebut: A. Komisi Bidang Organisasi, B. Komisi Bidang Program Kerja, C. Komisi Bidang Rekomendasi, dan D. Komisi Bidang Bahtsul Masail. Masing-masing komisi akan merumuskan berbagai keputusan penting sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Sebagai ormas keagamaan terbesar di Indonesia, NU sangat diharapkan dapat memberikan rekomendasi dan kontribusi yang penting bagi masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jakarta. Bukan hanya dalam soal keagamaan, tapi juga dalam soal ekonomi, pendidikan, sosial-kebudayaan dan politik.
Peran dan kontribusi inilah yang menjadi amanat besar para ulama pendiri NU sejak dahulu. Sejak awal didirikan, para ulama mencita-citakan NU sebagai payung besar yang menanungi dan melindungi seluruh warga negara Indonesia.
[zul]