Berita

Sejarah Kaum Paderi Pukul Mundur Belanda Di Nagari Sulit Air

SABTU, 30 APRIL 2016 | 13:23 WIB | LAPORAN:

Usia berdiri Nagari Sulit Air sudah 195 tahun. Namun baru kali ini hari jadinya diperingati.

Masyarakat Nagari Sulit Air yang merantau di berbagai daerah hingga luar negeri, pulang kampung untuk merayakan hari bersejarah tersebut. Mereka yang tergabung dalam perhimpunan atau organisasi Sulit Air Sepakat (SAS), tumpah ruah memadati lokasi acara yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua MPR, Osman Sapta Odang (OSO).

Momentum peringatan ini juga dimanfaatkan untuk sosialiasi 4 Pilar MPR yakni UUD. 1945, Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Lantas apa dasar penetapan hari jadi Nagari Sulit Air yang berlokasi di kecamatan Sepuluh Koto Di Atas, Kabupaten Solok, Padang. Sumatera Barat?


Salah satu alasan adalah sejarah yang terjadi di Sulit Air, terutama berkaitan perjuangan fisik rakyat Padang melawan penjajahan Belanda.

Sejarah mencatat ada sejumlah peristiwa penting yang menjadi pertimbangan tersebut. Peristiwa pertama terjadi pada tanggal 25 Juli 1818. Pada saat itu tepatnya di hari Sabtu, Letnan Gubernur Jenderal Bengkulu, Thomas Stamford Raffles (1781-1826) dan rombongannya dalam perjalanan pulang dari Saruaso dan Pagar Ruyung (bekas istana kerajaan Minangkabau) yang dihancurkan Kaum Paderi, sampai di Simawang.

Raffles yang juga mantan gubernur jenderal Belanda ini setelah bersilaturahmi dengan Tuan Gadih (putri Mahkota Pagar Ruyung, kaum bangsawan yang tersisa dan kaum adat, ingin mengadakan pendekatan dengan kaum Paderi di Sulit Air. Tujuannya tak lain untuk melancarkan menguasai tanah Minangkabau. Namun pimpinan kaum Paderi menolaknya.

Peristiwa kedua, 20 April 1821, karena ditolak dan tidak tunduk, tentara Belanda mendemonstrasikan kemampuan militernya dengan menggempur Sulit Air. Penduduk Sulit Air memberikan perlawanan sengit selama satu hari.Belanda akhirnya mundur.

Peristiwa ketiga tahun 1871, ketika berdirinya Sekolah Gubernemen atau Gouvernement School di Kuto Tuo Sulit Air. Ini Sekolah Rakyat pertama yang kemudian berubah menjadi Sekolah Dasar (SD) IV Koto Tuo dan sekarang populer sebagai sekolah hibrida atau  percontohan sekolah dasar.[wid]

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Komjen Dedi Ultimatum, Jangan Lagi Ada Anggapan Masuk Polisi Bayar!

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:12

UPDATE

Target Prabowo Capai Air Minum Perpipaan Terkendala

Kamis, 13 Februari 2025 | 11:28

Rupiah Tertekan ke Rp16.389 Hari Ini

Kamis, 13 Februari 2025 | 11:27

Korut Kecam Intensitas Kehadiran Militer AS di Korsel

Kamis, 13 Februari 2025 | 11:08

Verrell Bramasta Minta Tukin Dosen Tidak Terdampak Efisiensi Anggaran

Kamis, 13 Februari 2025 | 10:55

Gebrakan Efisiensi Prabowo Cegah Anggaran Terbuang Mubazir

Kamis, 13 Februari 2025 | 10:54

Penjualan Menurun, Unilever hanya Kantongi Laba Rp3,4 triliun di 2024

Kamis, 13 Februari 2025 | 10:52

Belum Ada Deal DPR dan Pemerintah soal Izin Tambang Perguruan Tinggi

Kamis, 13 Februari 2025 | 10:49

Ini Upaya KNEKS Jadikan Indonesia sebagai Pusat Tren Modest Fashion Global

Kamis, 13 Februari 2025 | 10:30

Sore Ini Diputus, KPK Harap Hakim Tolak Praperadilan Hasto

Kamis, 13 Februari 2025 | 10:26

Erdogan Siap Boyong Perusahaan Kelas Dunia Turki untuk Bangun IKN

Kamis, 13 Februari 2025 | 10:22

Selengkapnya