Berita

ilustrasi/net

Pertahanan

Pihak Wika Akui Pekerjaan Kereta Cepat Di Lanud Halim Tanpa Koordinasi

RABU, 27 APRIL 2016 | 12:58 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Supervisor PT. Wijaya Karya (Wika) bagian pengeboran Kawasan I (Halim sampai Cikarang), Gema Revolta Bangun, mengakui bahwa 5 WNA China dan 2 WNI yang ditangkap TNI AU di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, merupakan karyawan PT. Geo Central Mining (GCM) yaitu mitra dari PT. Wika.

Gema datang sekitar pukul 11.30 WIB ke Lanud Halim Perdanakusuma untuk memberikan keterangan kepada aparat keamanan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma milik TNI AU. (Baca: Lima Warga China Ditangkap TNI)

Soal survei pengeboran tanah untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di wilayah yang belum berizin, diantaranya wilayah Lanud Halim Perdanakusuma, Gema mengklaim tidak diberi tahu oleh PT GCM tentang pelaksanaan pekerjaan tersebut.


Pada pukul 12.00 WIB, personel dari kantor Imigrasi kelas I Jakarta Timur yang dipimpin Waloejo selaku Staf Pengawasan Orang Asing datang ke Lanud Halim dan menyampaikan bahwa tindakan orang asing tersebut merupakan perbuatan ilegal karena telah masuk ke kawasan militer tanpa izin dan tidak dilengkapi identitas Paspor.

Selanjutnya 5 WNA China tersebut dibawa ke kantor Imigrasi kelas I Jakarta Timur untuk dilakukan penahanan.

Beberapa alat bukti dibawa pihak Imigrasi. Sedangkan sebagian lagi diamankan di kantor intelijen Lanud Halim.

Proyek pembanguan Kereta Cepat Bandung Jakarta atau Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) direncanakan akan melewati tanah Lanud Halim Perdanakusuma, namun hingga saat ini belum ada keputusan tentang penggunaannya sehingga pihak pengembang tidak memiliki hak untuk melakukan aktivitas sehubungan proyek tersebut.

Aktivitas pengeboran yang dilakukan karyawan PT. GCM di wilayah Lanud Halim merupakan tindakan melanggar hukum. Selain mereka tidak mendapatkan izin dari TNI, para WNA China juga tidak memegang kartu identitas atau paspor sehingga perlu dilakukan penegakan hukum atas pelanggaran tersebut. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya