Berita

abdullah rasyid/net

Nusantara

Pertumbuhan Pengusaha Baru Bukan Bukti Keberhasilan Pemerintah

RABU, 20 APRIL 2016 | 12:45 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pertumbuhan pengusaha atau wiraswasta di Sumatera Utara akan meningkat hingga dua kali lipat justru tidak menunjukkan gambaran prestasi pemerintah.

Sekretaris Nasional (Seknas) Serikat Boemi Poetera,  Abdullah Rasyid, dikutip dari Medanbagus.com, mengatakan bahwa pertumbuhan "pengusaha" baru ini diakibatkan kelalaian pemerintah dalam melindungi lapangan kerja rakyat.

"Para pengusaha baru ini tentu tak diam karena mereka harus mengidupi dan mencari nafkah untuk keluarga. Pemerintah tidak bisa diharapkan. Hal itu sudah terbukti dengan belasan paket ekonomi yang diluncurkan, tidak menjadikan kondisi kita lebih baik," kata Rasyid, Rabu (20/4).


Dikatakannya, kondisi ekonomi Indonesia di masa pemerintahan Jokowi lebih buruk jika dibandingkan lima tahun lalu.

"Pertumbuhan ekonomi kita rendah hanya berkisar 4,7 persen. Belum lagi APBN kita yang selama ini mendasarkan target penerimaan dari migas, sementara harga migas sedang hancur, harapan dari pajak pun tidak sesuai harapan bahkan memakan korban mundurnya Dirjen Pajak belum lama ini," jelasnya.

"Konyolnya Jokowi mencoba mencari tempat bergantung ke negara China yang ekonominya sedang menurun. Semua faktor tersebut tentu menjadi akumulasi yang memperburuk kondisi ekonomi kita dan memicu mandeknya dunia usaha sehingga mengakibatkan munculnya gelombang PHK besar-besaran," urai Rasyid lagi.

Dampak dari PHK besar-besaran, sambung Bang Rasyid, adalah muncul gelombang eks-pekerja yang memiliki keterampilan terbatas mencari peluang sendiri-sendiri untuk membuka usaha.  

"Jika saat ini muncul para pengusaha baru, itu lebih dikarenakan keterpaksaan untuk bisa tetap menafkahi keluarga, bukan karena pemerintah berhasil membuka kesempatan dan peluang usaha," tekan penggagas Gerakan Bangga Medan ini.

Ia juga menuntut pemerintah memberi perhatian kemudahan dan insentif lebih besar kepada para pengusaha baru yang muncul karena kelompok usaha kecil dan menengah ini tergolong rentan akan goncangan ekonomi. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya